400 Nelayan Diklat Penyelamatan Laut di Dumai

id 400 nelayan, diklat penyelamatan, laut di dumai

400 Nelayan Diklat Penyelamatan Laut di Dumai

Dumai, Riau (Antarariau.com) - Sebanyak 400 nelayan dan awak kapal mendapat diklat pemberdayaan masyarakat gratis tentang dasar keterampilan dalam penyelamatan diri di laut, dari Dirjen Perhubungan Laut kerjasama Persatuan Pengusaha Pelayaran Rakyat Kota Dumai, Senin.

Kepala KSOP Dumai Sanggam Marihot diwakili Kepala Bagian Tata Usaha Rusdi Effendi mengatakan, diklat diberikan gratis dukungan Kemenhub RI ini mengacu pada peraturan pemerintah tentang percepatan pembangunan daerah tertinggal dan sumber daya manusia bidang transportasi.

"Diklat ini satu syarat dasar bagi pelaut, baik nelayan, pekerja kapal niaga atau wisata memahami keterampilan dalam penyelematan diri di laut, dan diberikan gratis bagi masyarakat," kata Rusdi, Senin.

Dijelaskan, diklat berlangsung empat hari, dimulai 19-22 November 2018 dibuka Wali Kota Dumai Zulkifli As ini diharap dapat bermanfaat bagi nelayan dan pekerja di laut serta mendukung terlaksananya program poros maritim dunia.

KSOP Dumai, lanjutnya, sangat mengapresiasi dukungan Kementerian Perhubungan RI dan insan kemaritiman dalam mendorong terciptanya sumber daya manusia pelayaran yang berkualitas dan profesional dengan menguasai keterampilan penyelamatan diri saat bekerja di laut.

Sementara, Wali Kota Dumai Zulkifli As dalam sambutan membuka diklat pemberdayaan masyarakat kapal layar motor dan surat keterangan kecakapan-60 mil ini menyebutkan, setiap awak kapal atau nelayan perlu kecakapan dan pemahaman dalam keselamatan pelayaran di laut.

Kegiatan diklat ini bertujuan dapat membentuk sumber daya manusia kelautan dan pelayaran yang berkualitas sehingga nelayan Dumai menjadi tenaga yang profesional dan menguasai standar keselamatan.

"Nelayan atau pekerja di laut harus menguasai standar keselamatan, agar ketika ada insiden bisa langsung melakukan antisipasi dan penyelamatan diri, melalui kegiatan ini hendaknya tercipta sumber daya manusia pelayaran yang berkualitas," kata walkot.

Menurutnya, Dumai sebagai kota pelabuhan dan perairan, hendaknya dibarengi dengan nelayan atau awak kapal tradisional yang dapat memahami prosedur keselamatan pelayaran di laut.

Ketua Panitia David Saro mengatakan, kegiatan diklat ini mengacu edaran Dirjen Perhubungan Laut dan bekerjasama dengan Kesyahbandaran, Poltek Pelayaran Sumatera Barat, Poltek Perikanan Dumai dan Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia.

Diklat diikuti 400 peserta dari kalangan nelayan dan awak kapal tradisional yang sehari hari menjalani aktivitas melaut, berasal dari berbagai daerah, Dumai, Bengkalis, Selatpanjang Meranti dan Rokan Hilir.

"Setiap peserta akan menerima sertifikat sebagai dasar penerbitan buku pelaut, dan program ini merupakan kegiatan bantuan dari kemenhub untuk kemudahan awak kapal dan nelayan," kata David.

Kegiatan diklat ini direncanakan selama empat hari dengan pemateri dari Poltek Pelayaran Sumbar, Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan Dumai dan tim dokter serta tenaga pengajar.