Pelalawan,(Antarariau.com) - Puluhan murid-murid SDN 011 Sering Barat, Pelalawan, Riau tampak ceria saat perpustakaan Pelita Pustaka Mandiri, milikya menjadi bagus dan dipenuhi buku-buku baru.
"Senang dapat buku baru, membaca bisa mendapat ilmu," kata murid SDN 011 Sering Barat, kelas V, Aldi Syaputra kelas V saat acara peresmian perpustakaan program #1emas1perpustakaan di Pelalawan, Sabtu.
Aldi yang bercita-cita jadi polisi itu mengaku sering membaca buku cerita diperpustakaan sekolahnya.
Sementara itu CEO Global Tanoto Foundation J Satrijo Tanudjojo menyatakan Tanoto Foundation adalah organisasi filantropi yang didirikan Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei.
Sebut dia Tanoto Foundation Sabtu (22/9) pagi telah meresmikan proyek pengembangan perpustakaan hasil bedahan program #1emas1perpustakaan di SDN 011 Sering Barat, Pelalawan.
Dalam program ini Tanoto akan membedah 31 perpustakaan sekolah mitra di tiga Provinsi, yakni Sumatera Utara, Riau dan Jambi. Sedangkan untuk SDN 011 Sering Barat, Pelalawan yang pertama kali selesai.
Program #1emas1perpustakaan merupakan wujud Tanoto Foundation untuk turut merayakan keberhasilan atlet Indonesia dalam Asian Games 2018, juga sebagai komitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
"Program perpustakaan adalah salah satu program pintar, dimana kita terlibat dalam meningkatkan lingkungan pembelajaran mendorong kemampuan anak-anak membaca, sehingga SDM kita bangus," kata CEO Global Tanoto Foundation J Satrijo Tanudjojo.
Menurut J Satrijo Tanudjojo tujuan Tanoto Foundation bergerak dibidang pendidikan, karena pihaknya meyakini pendidikan mempercepat peluang peningkatan SDM.
Dalam peresmian perpustakaan ini, Tanoto Foundation juga mengundang atlet peraih medali emas cabang olahraga angkat besi Asian Games 2018 Eko Yuli lrawan untuk berbagi inspirasi dengan siswa-siswi SDN 011 Sering Barat.
Eko Yuli lrawan bercerita tentang dongeng si rama-rama kepada anak-anak.
Dalam hal ini Eko dihadirkan untuk juga bercerita perjuangan dan pengalamannya menjadi atlet berprestasi tingkat dunia.
"Saya sangat senang ketika diberi kabar tentang program #1emas1perpustakaan ini, karena dapat berkontribusi dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan, terutama pengembangan minat dan kemampuan baca anak-anak Indonesia.
Awalnya gugup didaulat mendongeng, tetapi saya berharap dukungan ini akan membuka peluang anak-anak untuk meraih mimpi mereka di masa depan, ujar Eko Yuli lrawan.
Sementara Wakil Kepala sekolah SDN 011 yang Pelalawan, Sarunan mengaku terbantu sekali sejak menjadi sekolah mitra Tanoto Foundation pada 2007.
"Kami bersyukur Tanoto Foundation telah banyak menyumbang, untuk pembangunan pendidikan di SDN 011," ujar Sarunan.
Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Tanoto Foudation telah membedah gedung perpustakaan sekolah tempat ia mengabdi. Karena diharapkan bisa meningkatkan kemampuan dan kemandirian anak-anak.
"Banyak membaca membuat anak-anak mandiri, yang dulunya penakut kini tidak lagi, mereka sudah mulai berani," ujarnya.
Ia menambahkan untuk perbaikan perpustakaan Tanoto Foundation membantu perbaikan dinding yang sudah lapuk, renovasi lantai, rak, cat, alas tikar, sarana prasarana dan buku-buku baru.
Perlu diketahui program #1emas1perpustakaan merupakan wujud kepedulian Tanoto Foundation terhadap rendahnya minat baca masyarakat Indonesia.
Hasil penelitian Worlds Most Literate Nation 2016 atas tingkat literasi menempatkan Indonesia di peringkat ke-60 dari keseluruhan 61 negara yang disurvei.
Selain itu, berdasarkan riset UNESCO hanya 1 dari 1.000 orang Indonesia yang rajin membaca.
Padahal, kegiatan membaca sangat penting dalam proses pembelajaran. Semakin baik kemampuan seseorang dalam membaca, maka ia akan menyerap berbagai pengetahuan dengan baik pula. Hal ini penting untuk bekal anak-anak Indonesia dalam memperbaiki kehidupan di masa depan.
Tanoto Foundation telah menjalankan kegiatan kampanye peningkatan minat dan kemampuan membaca anak-anak Indonesia sejak 2010. Melalui kegiatan itu mereka telah merenovasi dan membangun perpustakaan di 186 sekolah, mendonasikan lebih dari 32.000 buku dan melatih sekitar 1.800 guru dalam mengelola perpustakaan di wilayah pedesaan Riau, Jambi dan Sumatera Utara.