Melatih Kejujuran Siswa Melalui UN berbasis Komputer

id melatih kejujuran, siswa melalui, un berbasis komputer

Melatih Kejujuran Siswa Melalui UN berbasis Komputer

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 77 tahun 2008 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Atas atau yang setara Madrasah Aliyah menyebutkan UN adalah suatu kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan menengah (pasal 1).

Pasal 2-nya menurut Permendiknas itu, UN, bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Ujian Nasional dapat diartikan sebagai puncak dari segala proses belajar di bangku sekolah yang sangat menentukan bagaimana dan apa yang telah diperoleh selama peserta didik belajar dan menerima pelajaran dari para pendidik," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau Rudiyanto.

Di Provinsi Riau, kata Rudiyanto sebanyak 27.830 siswa tingkat sekolah menengah kejuruan (SMK) asal 276 unit sekolah telah mengikuti Ujian Nasional (UN) dengan lancar yang terdiri atas 26.576 siswa (95,49 persen) mengikuti UN Berbasis Komputer (UN-BK) dan sebanyak 1.254 (4,51 persen) UN berbasis Kertas dan Pensil (UN-KP).

"Alhamdulilah pelaksanaan ujian sejak hari pertama Senin (2/4) - Kamis (5/4) berjalan sukses, kendati ada dua sekolah tidak bisa menggelar UN namun bisa diberlakukan ujian susulan," kata Rudiyanto.

Menurut Rudiyanto, sejumlah siswa pada dua sekolah yang tidak bisa menggelar UN itu lebih disebabkan faktor bencana alam, akibat tiang PLN di Duri patah delapan unit dan ini sudah menjadi tanggung jawab PLN untuk kembali memperbaikinya.

Ia mengatakan, bagi peserta UN yang ditunda mengikuti UN akibat bencana alam juga bagi siswa yang sakit,maka mereka akan mengikuti ujian susulan sesuai jadwal yang ditetapkan yakni pada Selasa (10/4) dan Rabu (11/4).

"UN-BK ini sangat mendukung integritas siswa, mereka bisa menyelesaikan UN dengan kejujuran tinggi karena peserta tidak bisa mencontek terkait paket soal yang diberikan pada siswa berbeda dengan siswa lainnya," kata Rudiyanto, didampingi Khalis Binsar, Sekretaris Tim Pelaksana UN Dinas Pendidikan Provinsi Riau.

Penyelenggaraan UN berbasis komputer itu, kata Rudiyanto, hanya melibatkan pengawas pada satu kelas dan didukung oleh seorang tenaga teknis, dan seorang proktor untuk tiap sekolah.

Rudiyanto mengatakan, Ujian Nasional Berbasis Komputer (UN-BK) adalah suatu sistem ujian nasional yang pelaksanaannya menggunakan media komputer. Sistem ini dalam bahasa Inggris disebut Computer Based Test (CBT). UN-BK ini berbeda dengan Paper Based Test atau sistem UN-KT.

Sejarah pelaksanaan UN-BK sendiri di Indonesia dimulai pada tahun 2014, dan ada tahun itu sekolah yang melaksanakan UNBK hanya SMP Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) dan SMP Indonesia Singapura. Dengan suksesnya pelaksanaan ujian di kedua sekolah tersebut, mendorong Kemdibud untuk menerapkan UN-BK diseluruh sekolah di Indonesia.

Pada tahun 2015, sistem UN-BKal sukses diselenggarakan oleh 556 sekolah di Indonesia sedangkan untuk tahun 2016 meningkat menjadi 4.382 sekolah, serta tahun 2017 berjumlah 30.577 sekolah.

"Bocoran"

Pemerintah mengadakan program UN-BK bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan utamanya untuk program ujian nasional, adanya sistem yang terintegrasi langsung dengan aplikasi-aplikasi pendidikan lainnya seperti DAPODIK, E-Raport dan lain sebagainya akan mempermudah sekolah untuk melaksanakan ujian nasional. Akan tetapi butuh sumber daya lebih agar bisa melaksanakan kegiatan UNBK dengan lancar dan juga perangkat pendukung berupa komputer.

"Fungsi UNBK yang lain yaitu dapat meredam banyak kecurangan dalam pelaksanaan ujian nasional, sehingga akan mampu untuk menumbuhkan minat belajar dikalangan siswa. Hal ini karena siswa tidak lagi mengandalkan 'bocoran' kunci jawaban pada saat mengikuti ujian nasional, sehingga mereka akan berusaha untuk dapat lulus dalam ujian nasional yang dihadapi secara jujur," katanya.

Selain itu, tujuan UN-BK kedepannya adalah dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas dan diharapkan nilai kelulusan nantinya bisa dijadikan patokan untuk jenjang pendidikan berikutnya, jadi tidak ada lagi test penerimaan siswa atau mahasiswa baru agar dapat menghemat biaya, semua mengacu pada nilai akhir kelulusan.

Sementara itu pentingnya UN digelar sebagai sistem evaluasi standar pendidikan dasar dan menengah secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan, Depdiknas di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003.

Menurut UU tersebut, dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi tentunya dilakukan secara terus menerus, transparan dan sistematik.

Khalis Binsar menambahkan, saat ini jumlah komputer di sekolah masih satu banding tiga dengan jumlah siswa sehingga pelaksanaan ujian tiap mata pelajaran akan dibagi dalam tiga sesi. Setiap hari sesi pertama UN akan dimulai pukul 07.30-09.30 WIB, disusul sesi selanjutnya pukul 10.30-12.30 WIB dan ketiga pada pukul 14.00-16.00 WIB. Pra UN, perlu digelar simulasi agar penyelenggaraan UN-BK ini bisa berjalan lancar.

"Oleh karena itu, Pemerintah diharapkan supaya memberikan dukungan anggaran yang lebih besar lagi untuk peningkatan jumlah siswa yang mengikuti UN-BK karena lebih efisien, tidak banyak soal ujian yang dicetak dan didistribusikan,"katanya.

Sebab, katanya, tenaga proktor adalah petugas yang diberi kewenangan dalam aspek teknis untuk melaksanakan UN-BK. Selain itu sistem ini juga menghemat tenaga pengawas sedangkan pelaksanaan ujiannya pun bisa lebih cepat.

Daerah 3T

Sementara itu ,penanganan soal ujian untuk daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T), seperti di Kabupaten Inderagiri Hilir, Rokan Hilir, dan Kabupaten Meranti serta Bengkalis hanya diberlakukan UN Berbasis Kertas dan Pencil (UN-KP).

"Penyelenggaraan UN untuk daerah 3 T itu sudah pernah diujicobakan dengan menggunakan UN berbasis Komputer namun karena tidak ada jaringan listrik maka digunakan genset, namun itu pun tidak bisa dilakukan dengan stabil, sehingga UN yang diterapkan hanya berbasis kertas dan pencil saja," katanya.

Sedangkan pendistribusian soal-soal di daerah 3T tentunya sudah dilakukan jauh hari agar penyelenggaraan UN bisa dilakukan serentak tepat waktu. Soal-soal tersebut disimpan di rayon yang ditunjuk seperti kantor polres atau sekolah yang dijaga dan diawasi oleh polisi sesuai Prosedur Operasional Standar (POS). Dua hari menjelang UN digelar, katanya, panitia harus sudah mulai menjemput soal-soal tersebut.

Sama dengan sistim UN-BK, maka UN berbasis kertas dan pensil digelar dengan mata pelajaran B. Indonesia, B. Inggris, Matematika dan teori sesuai pendidikan kejuruan di SMK.

Ronaldo, Rendra dan sejumlah siswa SMK negeri 2 Pekanbaru, mengatakan lebih senang memakai komputer mengikuti UN tersebut sebab UN-BK lebih praktis dan juga sudah biasa memakai komputer saat ujian.

Empat hari telah dilewati para siswa SMK dalam mengerjakan soal-soal UN itu, memang ada kelegaan, namun ada juga perasaan was-was, tentunya tinggal menunggu hasil ujian.

Penyelenggaraan UN untuk jenjang SMK baru saja usai, maka peserta UN untuk tingkat SMA sebanyak 428 sekolah, dengan jumlah siswa sebanyak 47.788 orang terdiri atas siswa yang mengikuti UN-BK sebanyak 28.610 siswa (55,68 persen) dan UN-KP sebanyak 19,178 (40,13 persen). UN untuk SMA digelar pada 9-12 April 2018.***4***T

.F011/b/a011