Penumpang pesawat mengkhawatirkan dampak fenomena langka super blue blood moon yang akan terjadi pada Rabu malam (31/1) akan berdampak pada keselamatan penerbangan seperti terjadinya turbulensi, angin kencang dan badai di udara ataupun hal lain yang beresiko tinggi.
"Saya bepergian dengan sebuah maskapai penerbangan yang berangkat pada pukul 20.20 WIB dari Bandara Halim Perdanakusuma tujuan Pekanbaru. Penerbangan dilaksanakan saat-saat terjadinya proses super blue bood moon diawali gerhana parsial pada pukul 18.48 WIB dan akhir gerhana terjadi pada parsial pukul 22.11 WIB," ujar Wandi, seorang penumpang pesawat, Rabu.
Ia mengaku saat membeli tiket pesawat pada Senin dua hari lalu tidak terpikirkan waktu penerbangan yang dipilih bertepatan dengan fenomena alam tersebut. "Sebenarnya saya juga ingin menyaksikan langsung super blood blue moon yang konon terakhir terjadi pada 31 Maret 1866 dan ikut melaksanakan shalat gerhana di Masjid terdekat," ujarnya.
Ia mengaku sudah menghubungi call center pesawat yang bersangkutan menanyakan pindah jadwal ke pesawat yang sama dari bandara Halim Perdanakusuma ke Bandara Soekarno Hatta namun tidak bisa. Pihak call center juga sudah memberikan penjelasan terkait kemungkinan keberangkatan sesuai jadwal, penundaan ataupun pembatalan penerbangan.
"Nanti di Bandara Halim baru bisa diketahui setelah (pihak navigasi udara) mengamati secara seksama kondisi cuaca sebelum memutuskan untuk memberi izin pesawat tinggal landas," ujarnya menirukan jawaban petugas call center terkait dampak super blood blue moon terhadap penerbangan.
Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait sebelumnya menjelaskan supermoon biasanya akan membuat curah hujan lebih tinggi dan berdampak pada penutupan aerodrome disebabkan landasan pesawat tertutup air. Selain itu visibilitas juga menurun dan angin kencang akan mewarnai fenomena ini.
Pihak Airnav melalui Direktur Operasi dan keselamatan penerbangan telah mengeluarkan surat edaran dan intruksi terkait superblue blood moon tersebut yang mengingatkan agar maskapai berhati - hati serta waspada terutama dalam kondisi buruk.
"Kalau curah hujan tinggi sampai visibility rendah di bawah ketentuan, maka pesawat terhalang untuk melakukan pendaratan," ujarnya sambil menjelaskan kondisi seperti itu sudah diatur dalam dunia penerbangan.