Rengat, 31/5 (ANTARA) - Harga bensin di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu),Senin, mencapai Rp8.000, menyusul kelangkaan bensin yang terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang tersebar di wilayah itu.
Bahkan sebelumnya pada Jumat ( 28/5) kemarin, harga bensin yang dijual eceran mencapai harga Rp10.000.
Rachmawati (34), salah seorang penjual bensin eceran di Rengat, mengaku dirinya terpaksa menjual bensin dengan harga Rp8.000 dikarenakan sulitnya mendapatkan bensin di ibukota kabupaten tersebut.
"Sudah sepekan bensin langka di Rengat. Ini saja menghabiskan bensin yang sudah ada saja," jelas dia.
Menurut dia, jika dibandingkan sebelumnya, memang terjadi pengurangan harga dikarenakan dirinya mendapatkan bensin di SPBU yang terdapat di Japura. Meski demikian, ia terpaksa menjualnya lebih mahal dikarenakan biaya angkut yang cukup mahal.
"Paling saya hanya mendapat Rp1.000 dalam satu liter bensin yang dijual," jelas dia.
Ungkapan senada juga diungkapkan Ucil, pedagang bensin eceran di Pematang Reba, yang menjual bensin dengan harga Rp8.000. Sama seperti Rachmawati, kelangkaan menjadi penyebab utama kenaikan harga bensin yang dijual.
"Pihak SPBU tidak memberi kepastian kapan langka akan selesai. Jadi kami harap-harap cemas juga menjualnya, takutnya bensin ini dijual, bensin langka total," kata dia.
Sejumlah SPBU mengalami kelangkaan seperti SPBU yang terdapat di dekat Danau Raja Rengat, SPBU Pematang Reba dan SPBU di Japura.
Kapolres Inhu AKBP Inhu mengatakan pihaknya akan menindak jika terjadi indikasi penimbunan yang menyebabkan langkanya BBM di Inhu ini.
"Namun sejauh ini belum ada indikasi penimbunan," ungkap dia.
Ia mengatakan, bahkan jika diperlukan pihaknya akan meminta Kapolsek untuk meninjau langsung SPBU yang ada. Bahkan kalau perlu diberikan pengawalan agar tidak terjadi penimbunan.
"Selain itu, kita himbau juga pihak SPBU untuk memprioritaskan kendaraan. Bukan pembeli dengan menggunakan jirigen," ujar Hermansyah.