Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pusat Statistik menyatakan neraca perdagangan di Provinsi Riau mengalami surplus 9,51 miliar dolar AS dalam kurun waktu Januari-Agustus 2017.
"Sedangkan, neraca perdagangan Riau bulan Agustus 2017 surplus sebesar 1,17 miliar dolar AS," kata Kepala BPS Provinsi Riau, Aden S. Gultom di Pekanbaru, Selasa.
Penyebab keuntungan pada neraca perdagangan karena nilai ekspor yang terus naik, sedangkan impor cenderung turun. Terjadi surplus pada sektor non minyak dan gas (migas) sebesar 8,19 miliar dolar AS, dan sektor migas sebesar 1,31 miliar dolar AS.
Dari sisi volume perdagangan, pada Januari-Agustus 2017 neraca perdagangan Provinsi Riau mengalami surplus sebesar 15.820,24 ribu ton. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan sektor nonmigas sebesar 12.091,29 ribu ton, dan sektor migas sebesar 3.728,95 ribu ton.
Secara kumulatif, nilai ekspor Januari-Agustus 2017 sebesar 10,36 miliar dolar AS, atau naik sebesar 22,71 persen dibanding periode yang sama tahun 2016 yang besarnya 8,44 miliar dolar AS.
Dari jumlah itu, peran sektor minyak dan gas (migas) sebesar 14,39 persen dan nonmigas 85,61 persen.
"Pada bulan Agustus 2017 kontribusi seluruh ekspor Riau terhadap nasional sebesar 8,75
persen," ujar Aden.
Nilai ekspor berdasarkan harga Free On Board (FOB) pada bulan Agustus 2017 mencapai 1,33 miliar dolar AS. Angka itu mengalami kenaikan sebesar 9,20 persen dibanding ekspor bulan Juli sebesar 1,22 miliar dolar AS.
Sementara itu, nilai impor Januari-Agustus 2017 sebesar 848,63 juta dolar AS, atau turun 4,16 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar 885,44 juta dolar AS. Meski begitu, nilai impor Riau bulan Agustus 2017 mencapai 160,32 juta dolar AS, atau naik sebesar 11,80 persen dibanding impor Juli 2017 yang mencapai 143,39 juta dolar AS.
Selama Januari-Agustus 2017, ekspor 10 golongan barang utama nonmigas memberikan kontribusi sebesar 99,41 persen terhadap total ekspor nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang utama nonmigas tersebut mengalami peningkatan sebesar 33,25 persen terhadap periode yang sama tahun 2016.
Pada periode tersebut, ekspor nonmigas ke 10 negara tujuan utama memberikan kontribusi sebesar 75,10 persen terhadap total nilai ekspor nonmigas Riau. Dari sepuluh negara tujuan utama, lima diantaranya memberikan kontribusi terbesar, yakni India 1.83 miliar dolar AS (20,68 persen), selanjutnya Tiongkok 1,41 miliar dolar AS (15,88 persen), Belanda 791,61 juta dolar AS (8,93 persen), Pakistan 552,38 juta dolar AS (6,23 persen), dan Malaysia 475,02 juta dolar AS (5,36 persen).
"Kontribusi kelimanya mencapai 57,08 persen, sedangkan lima negara lainnya memberikan kontribusi sebesar 18,02 persen," katanya.