Jakarta (Antarariau.com) - Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir mengungkapkan mobil listrik produksi dalam negeri siap dipasarkan secara massal pada 2020.
"Sudah kami bentuk tim yang melibatkan perguruan tinggi dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Empat perguruan tinggi kami tugaskan untuk membuat mobil listrik. Targetnya 2020 kita bisa melakukan produksi di dalam negeri," kata Nasir seusai penganugerahan gelar Perekayasa Utama Kehormatan kepada Basuki Hadimuljono di Jakarta, Kamis.
Keempat perguruan tinggi itu adalah Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS). Keempat perguruan tinggi ini dipilih karena memiliki fakultas teknik yang bisa mengembangkan program tersebut.
"Mereka ini ada yang konsentrasi mengembangkan baterai, ada yang mengembangkan mekatroniknya, ada yang ke materialnya dan ada yang di elektronikanya. Jadi dikombinasi," kata Nasir.
Prototipe mobil sendiri sudah berhasil diciptakan sehingga kini, tinggal peningkatan inovasi agar lebih baik dan lebih layak lagi untuk produksi massal.
"Kami pada tahun lalu realisasinya pada prototipe. Inovasinya kita skill up (tingkatkan), uji material sudah dilakukan, dan pada mekatroniknya udah diuji, tahap berikutnya adalah men-skill up-kan," sambung Nasir.
Meski harus melalui proses panjang, ia optimistis produksi massal bisa dilakukan pada 2020.
"Enggak bisa langsung, ini proses yang harus dilakukan. Sertifikasi harus dilakukan, motor sudah selesai. Mudah-mudahan segera masuk industri," katanya yakin.
Presiden Joko Widodo menegaskan dukungan untuk pengembangan mobil listrik Indonesia karena pada masa mendatang kendaraan jenis itu akan semakin berkembang.
Pemerintah menyiapkan regulasi mobil listrik meliputi pengembangan di BPPT, anggaran penelitian hingga insentif bagi pelaku industri nantinya.
Kepala BPPT Unggul Priyanto mengaku lembaganya berpengalaman mendalami proyek mobil listrik, motor hidrogen hingga baterai padat.
"Penguasaan teknologi tidak cukup dengan riset, karena diperlukan aspek inovasi yang berupa difusi, komersialisasi dan sertifikasi sebelum masuk industri," kata Unggul.
Berita Lainnya
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB
Jalani Pemeriksaan Di Imigrasi Pekanbaru, TKA Ilegal Mengaku Stres
18 January 2017 16:55 WIB
Pelajar Sekolah Di Inhil Banyak Yang "Ngelem"
13 January 2017 6:15 WIB
Sejumlah Produk Kosmetik Dan Makanan Kadaluarsa Disita Pihak Polres Bengkalis
16 December 2016 23:15 WIB