Makam Syekh Burhanuddin Jadi Lokasi Wisata Religius

id makam syekh, burhanuddin jadi, lokasi wisata religius

Makam Syekh Burhanuddin Jadi Lokasi Wisata Religius

Pekanbaru, 28/4 (ANTARA) - Makam Sekh Burhanuddin di Desa Kuntu, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau, telah dijadikan sebagai obyek wisata religius oleh Pemerintah Kabupaten Kampar dan makam itu ramai dikunjungi peziarah alam negeri maupun luar negeri. "Makam Syekh Burhanuddin sesungguhnya berada di Kuntu dan masih banyak peninggalan Syekh yang dimiliki keturunannya di Kuntu," ujar Bupati Kampar Burhanuddin Husein kepada ANTARA di Kampar, Rabu. Bupati Burhanuddin Husein mengatakan, untuk mendukung keberadaan makam penyiar agama Islam di Sumatra itu, maka pihaknya dalam tahun ini menganggarkan dana untuk membangun fasilitas infrastruktur jalan dari Simpang Empat Lipat Kain, ibukota Kecamatan Kampar Kiri hingga ke Kuntu. Menurut dia, jalan yang ada saat ini diperlebar dan ditingkatkan aspalnya karena untuk menuju ke lokasi makam jalannya berliku-liku sebab daerah tersebut banyak perbukitan dan menyusuri Sungai Sebayang. Burhanuddin mengatakan, selain jalan menuju makam yang dibangun kembali, pihaknya juga membangun jalan menuju perbatasan Riau-Sumatera Barat juga dari Simpang Empat Lipat Kain. Jalan menuju lokasi makam dan jalan yang menuju perbatasan Sumatra Barat, berdampingan. Jika dari arah Pekanbaru saat sampai di Simpang Empat Lipat Kain itu jalan sebelah kiri menuju Desa Kuntu dengan menyusuri sungai Sebayang dan sebelah kanan adalah jalan menuju Desa Baru yang berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pasaman, Sumatra Barat. "Jalan menuju perbatasan Sumatra Barat itu panjangnya sekitar 70 kilometer. Karena ini jalan provinsi makanya kita "sharing(berbagi tugas, red) dengan Pemerintah Provinsi Riau," ujar Bupati Kampar. Ia mengatakan, pembangunan jalan tersebut untuk memperpendek jarak lintas dua provinsi dan untuk mempermudahkan masyarakat dua provinsi berhubungan. "Selama ini masyarakat dua daerah ini berjalan kaki melewati perbatasan yang merupakan jalan setapak. Tahun ini pembangunan jalan dimulai. Pembangunan jalan lintas antarprovinsi ini juga untuk mendukung keberadaan makam Syekh Burhanuddin di Kuntu karena banyak juga peziarah Tarekat Naqsabandiah dari Sumatra Barat yang berkunjung ke makam Syekh," kata bupati. Syekh Burhanuddin lahir di Mekkah pada tahun 1111 M atau 530 H dan Wafat di Kuntu pada 1191 M atau 610 H. Ulama besar yang dikenal sebagai tuan guru Tarekat Naqsabandiah ini menyiarkan agama Islam di Batu Hampar, Sumatra Barat pada 1141 - 1151 M, pada 1151 - 1156 ia tinggal di Kumpulan Bonjol, Sumatra Barat kemudian berpindah lagi ke Pariaman pada rentang waktu 1156 - 1171. Kemudian Syekh Burhanuddin menetap dan menyiarkan Islam di Kuntu, Riau, selama 20 tahun hingga meninggal pada tahun 1191 dan dimakamkan di tepian sungai Sebayang, Desa Kuntu. Makam tuan guru Tarekat Naqsabandiah itu ditandai dengan batang kayu sungkai yang kini telah menjadi batu fosil. Beberapa barang peninggalannya dipegang oleh keturunannnya baik buku kotbah, kitab, stempel, pedang maupun baju kebesarannya.