Dumai, 23/4 (ANTARA) - Yayasan Penelitian Harimau Sumatra akan mendirikan pusat penelitian harimau sumatra (Phantera tigris sumatrae) di Provinsi Riau yang difungsikan untuk memantau sisa hewan dilindungi itu. Pembina Yayasan Penelitian Harimau Sumatra di Riau, Bastoni, kepada ANTARA di Dumai, Jumat, mengatakan, pusat penelitian yang dimaksud didirikan sepenuhnya untuk menjaga dan melestarikan harimau sumatra yang kini makin terus berkurang. "Pusat penelitian pertama kali akan didirikan di wilayah Sinepis yang berada di Kabupaten Rokan Hilir, sebagai percontohan. Selanjutnya, apabila berjalan baik dan menunjukkan manfaat nyata, maka pusat penelitian yang sama akan didirikan disejumlah wilayah konservasi lainnya," ungkap Bastoni. Dikatakannya, dalam pendirian pusat penelitian itu, pihaknya bekerjasama dengan perusahaan pengelola Hutan Tanam Industri (HTI) yang ada di Riau. Ia mengharapkan, pusat penelitian nantinya dapat memantau aktivitas sekitar 20-25 harimau yang tersisa di wilayah konservasi Sinepis. Hal demikian juga diproyeksikan dapat menghambat serangan harimau ke sejumlah pedesaan di Kabupaten Rokan Hilir dan Kota Dumai. "Pusat penelitian ini didirikan nantinya juga untuk mengawasi gerak-gerik harimau di wilayah Rokan Hilir yang makin hari semakin ganas akibat kurangnya makanan di wilayah konservasi," ringkasnya. Kawasan hutan senepis yang berada di ujung timur laut pesisir Riau merupakan habitat penting harimau sumatra. Kawasan yang dijadikan untuk konservasi harimau sumatra itu seluas 106.086 hektare. Meski kawasan tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi harimau, namun aktivitas perusahaan industri kehutanan yang juga memperoleh konsesi di areal kawasan tersebut masih tetap berlanjut hingga kini dan itu yang menyebabkan harimau keluar dari habitatnya.