Sejumlah Takjilan Di Pekanbaru Terindikasi Mengandung Rhodamin B

id sejumlah takjilan, di pekanbaru, terindikasi mengandung, rhodamin b

Sejumlah Takjilan Di Pekanbaru Terindikasi Mengandung  Rhodamin B

Pekanbaru (Antarariau.com) - Memasuki pekan kedua Ramadan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Pekanbaru berhasil menemukan zat berbahaya yakni rhodamin B pada kolak delima, es doger, bubur delima dan boraks serta formalin pada kerupuk, bakso, mie basah di Pasar pagi Arengka Minggu sore.

"Dari 33 sample takjil yang diuji terdapat enam makanan mengandung bahan berbahaya yakni formalin, boraks dan rhodamin B," kata Kepala BBPOM Pekanbaru Mohammad Kashuri saat ekspos hasil uji cepat takjil berbuka puasa di Pasar Pagi Arengka disaksikan Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman, kapolda Riau Irjen Pol Zulkarnain, Danrem 031 Wirabima Brigjen TNI Abdul Karim, Kapolres Pekanbaru, Diskes Provinsi Riau, Dinas Perdagangan Riau di Pekanbaru, Minggu.

Ia mengatakan uji cepat takjil Ramadan ini dilakukan dengan membawa langsung mobil BBPOM yang dilengkapi peralatan laboratorium.

Tujuannya untuk memastikan panganan takjil yang marak muncul selama Ramadan sehat, bersih dan tidak mengandung zat berbahaya bagi kesehatan.

"Uji ini baru pembukaan kami akan bergerak menelusuri setiap pasar tradisional di Pekanbaru dan kabupaten/kota di Riau," katanya.

Karena itu ia mengimbau kepada pedagang takjil dan pelaku usaha industri untuk berhenti menggunakan bahan berbahaya karena akan menganggu kesehatan masyarakat jika itu dimakan.

Atas temuan itu, katanya BBPOM akan melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada masyarakat pedagang bahaya zat tersebut serta menghimbau mereka secara sadar dan bertanggungjawab menjual takjil yang sehat serta menggunakan bahan dianjurkan.

"Kita akan petakan pokok persoalan yang ada. Tapi sejauh ini sudah bisa potret kekurangan sosialisasi dan pengawasan. Karena itu, semua pihak dan media harus berperan menyosialisasikan kepada masyarakat," harapnya.

Selanjutnya dia menegaskan akan menindaklanjuti dan menyelusuri dimana keberadaan pegelolaan makanan yang mengandung zat berbahaya itu.

Oleh sebab itu, Kashuri meminta masyarakat untuk berperan aktif memberikan informasi jika mendengar adanya pengelolaan makanan mengandung boraks dan formalin.

"Tak hanya pedagang, nanti para petugas pasar akan diberikan alat uji cepat makanan. Karena tidak semua pasar bisa dipantau BBPOM, makanya kita minta peran petugas pasar," tuturnya.

Ia mengimbau masyarakat juga harus cesdas membeli makanan untuk berbuka puasa. Biasanya ciri-ciri bahan berbahaya di dalam makanan itu terdapat warna merah cerah, misalnya tekstur formalin di mie basah, terlihat mie agak kilat dan kenyal. Kalau dibuka plastiknya lalat pun tidak akan mendekat.

Sedangkan, untuk mengetahui kerupuk mengandung zat berbahaya atau tidaknya, Kashuri menyebut kalau dimakan masyarakat disarankan untuk mencicipi lebih awal sebelum dibeli. Kalau ternyata ada rasa agak pahit maka sudah dipastikan kerupuk tersebut mengandung boraks.