Dua Bank Jadi Mitra Disperindag Pekanbaru Dalam Transaksi Pasar Tradisional

id dua bank, jadi mitra, disperindag pekanbaru, dalam transaksi, pasar tradisional

Dua Bank Jadi Mitra Disperindag Pekanbaru Dalam Transaksi Pasar Tradisional

Pekanbaru (Antarariau.com) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru, Provinsi Riau menjajaki untuk menggandeng bank dalam transaksi bongkar muat pasar tradisional di Terminal Bandaraya Payung Sekaki, yang dalam setiap transkasi mencapai Rp5 miliar hingga Rp7 miliar per hari.

"Kita telah menjamin komunikasi dengan dua Bank, yakni Mandiri dan BNI. Mereka (Bank) menyambut baik, namun butuh kajian lebih dalam," kata Kepala Disperindag Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut kepada Antara di Pekanbaru, Senin.

Sejumlah kajian yang perlu diperdalam diantaranya adalah bentuk kerjasama yang akan dibangun antara Pemerintah Kota Pekanbaru, Perbankan, serta masyarakat.

Kedua Bank plat merah itu, kata Ingot, tetap bertumpu pada keuntungan dari kerjasama tersebut. Kemudian, dari sisi pedagang, dia mengatakan hal itu perlu sosilisasi secara menyeluruh.

"Kita tidak bisa kan memaksa mereka untuk membuka rekening dan beralih sistem elektronik money," ujarnya.

Kemudian, ia juga mempertimbangkan apakah setiap pedagang yang bertransaksi di sana merupakan warga Pekanbaru. "Kita ketahui bersama, mereka semua mayoritas dari luar kota, bahkan luar Provinsi. Ini hal-hal yang perlu kita carikan solusinya," ulasnya.

Dia menuturkan upaya penjajakan kerjama dengan Bank tersebut untuk menghindari tindak pidana kriminal, mengingat transaksi di pasar tradisional khusus bongkar muat tersebut cukup besar mencapai Rp7 miliar. Terlebih lagi, mayoritas transaksi dilakukan pada malam hingga dinihari.

"Wacana kita ini kan jelas untuk mengantisipasi gangguan Kamtibmas, seperti perampokan," tuturnya.

Disperindag Pekanbaru mendata nilai transaksi di pasar tradisional yang saat ini berlokasi di Terminal Bandaraya Payung Sekaki mencapai Rp5 miliar hingga Rp7 miliar setiap malam.

"Satu pelaku (usaha) rata-rata Rp30 juta lebih dalam setiap kali transkasi. Sementara di sana terdapat sekitar 300 pelaku usaha," kata Kepala Bidang Perdagangan Disperindag Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman beberapa waktu.

Pemerintah Kota Pekanbaru beberapa waktu lalu merelokasi sejumlah pedagang sembako tradisional yang tersebar di ibu kota Provinsi Riau tersebut ke Terminal Bandaraya Payung Sekaki (BRPS).

Relokasi dilakukan guna menertibkan pedagang tradisional yang menyebar di sejumlah titik dan disinyalir dapat mengganggu ketertiban lalu lintas, karena mayoritas mereka berjualan di pinggir jalan.

Sementara itu, BRPS dipilih karena Kota Pekanbaru hingga kini belum memiliki pasar induk, yang pembangunannya masih terus berlangsung.

Menurut Irba, pihaknya baru mengetahui total nilai transaksi tersebut setelah ratusan pedagang dikumpulkan di satu tempat yang sama. Dia berharap pasar Induk dapat segera diselesaikan dan dioperasikan, karena dirinya meyakini akan ada peningkatan nilai transaksi jika sudah berada di satu lokasi yang sama.

"Harapannya pasar Induk dapat segera selesai, karena pasti akan menarik pelaku usaha lainnya bergabung dan Pemerintah dapat mengendalikan harga sembako," katanya.