Pemko Pekanbaru Upayakan Program KRPL, Melalui Pengoptimalan Pekarangan Rumah

id pemko pekanbaru, upayakan program, krpl melalui, pengoptimalan pekarangan rumah

Pemko Pekanbaru Upayakan Program KRPL, Melalui Pengoptimalan Pekarangan Rumah

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pekanbaru menggalakkan program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) menuju ketahanan pangan Rumah Tangga dengan memaksimalkan pekarangan.

"Pekanbaru melalui ketahanan pangan setempat tahun ini mulai menganggarkan pemanfaatan pekarangan rumahtangga dengan tanaman pangan," kata Sekretaris Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru, Bestina di Pekanbaru, Rabu.

Bestina menjelaskan KRPL sebuah program unggulan Pemko guna mengoptimalisasikan pekarangan yang ada di setiap rumah tangga khususnya perkotaan dengan menanam berbagai macam tanaman pangan penghasil karbohidrat, protein, vitamin dan mineral.

"Rumah tangga bisa menanam jagung, umbi-umbian, pisang sebagai pengganti beras sumber karbohidrat," kata Bestina.

Kemudian rumah tangga bisa menanam sayuran, buah, dan memelihara ayam, bebek, dan hewan lainnya juga aneka ikan.

"Sayur dan buah sumber vitamin, ternak ayam dan ikan sumber protein," tutur Besti.

Menurut dia dalam program ini setiap rumahtangga diharapkan bisa memiliki tanaman pangan sendiri dengan memanfaatkan pekarangan dan teras rumah yang ada untuk menanam aneka bibit cabai, sayur, buah, dan sebagainya. Sehingga akan menjadi kekuatan dan menambah produksi pertanian untuk kebutuhan sehari-hari.

Untuk penerapkan KRPL sendiri sebut Besti 2014 Pemko mencoba pada enam Kelurahan se Kota Pekanbaru, dalam bentuk penyuluhan dan pembuatan pusat pembibitan melalui bantuan dinas.

Ada enam kelurahan yang mendapat KRPL adalah Palas, Limbungan, Simpang Tiga, Kulim, Tuah Karya dan Sago dengan nama kelompok penerima masing-masing Kurnia Harapan, Perdana Limbungan, Sei Mintan Indah, Bunga Kapas, Tuah Bestari, dan Sago Indah.

Jumlah ini berkembang tiap tahun tergantung kemampuan anggaran walau targetnya secara mandiri upaya menanam pekarangan dengan bibit penghasil pangan rumah tangga diharapkan menular secara swadaya dengan melihat dan ketertarikan dari rumah tangga lainnya. Hingga total pada 2016 ada 26 kelompok di Pekanbaru.

"Karena tahun lalu Pemko ada rasionalisasi maka baru tahun ini kembali ada bantuan dari APBD untuk program KRPL ini," bebernya.

Bentuk bantuan yang diberikan rumah bibit, penyuluhan, sosialisasi dan pendampingan.

Ia menambahkan tujuan dari KRPL untuk mencukupkan kebutuhan sehari-hari rumah tangga dengan membentuk kemandirian pangan melalui tanaman disekitarnya.

"Kita menginginkan setiap rumah tangga bisa menanam beberapa tanaman pangan walau tidak semuanya terpenuhi tetapi setidaknya bisa. Mendukupkan sebahagian saat terjadi kendala distribusi dan kelangkaan akibat bencana." Tambahnya.

Misalkan cabai merah, tomat, sayuran, buah-biahan sehingga bisa meringankan biaya rumah tangga.

Selain itu ada juga upaya disversifikasi pangan dari beras ke karbohidrat pengganti seperti jagung, umbi-umbian, pisang. Jika budaya mengurangi konsumsi beras ini diterapkan bagi masyarakat cukup banyak keuntungan yang diperoleh.

diterapkan bagi masyarakat cukup banyak keuntungan yang diperoleh. Selain bisa mengurangi kebutuhan dan ketergantungan beras Riau. Ternyata juga menekan keterjangkitan penyakit diabetes.

Apa lagi belakangan beras atau beras dari hasil penelitian memiliki kandungan energi yang terlalu tinggi dengan indeks glikemik yang cukup tinggi (88-89) dan rendah serat. Indeks glikemik adalah ukuran kecepatan makanan diserap menjadi gula darah.

Mengkonsumsi nasi tidak diimbangi olahraga atau aktivitas fisik akan menyebabkan penumpukan kalori yang bisa memicu kegemukan maupun peningkatan kadar gula di dalam darah.

Sementara sebaliknya mengkonsumsi umbi-umbian memiliki energi yang rendah dengan indeks glikemik yang rendah dibawah 55 dan tinggi serat.