Kemdikbud Pertanyakan Pengetahuan Siswa Wilayah Perbatasan Tentang Budaya Lokal

id kemdikbud pertanyakan, pengetahuan siswa, wilayah perbatasan, tentang budaya lokal

Kemdikbud Pertanyakan Pengetahuan Siswa Wilayah Perbatasan Tentang Budaya Lokal

Siak (Antarariau.com) - Direktur Sejarah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI mengajak dan mendorong guru ilmu Pengetahuan Sosial dan Sejarah seluruh Indonesia untuk mengunjungi sekolah di wilayah perbatasan, guna melihat sejauh mana pengetahuan siswa terkait budaya lokalnya sendiri.

Pernyataan itu disampaikan Direktur Sejarah, Kemendikbud RI Triana Wulandari saat kunjungannya ke Kabupaten Siak dalam rangka kegiatan malam pembukaan sinergitas budaya 2017 di gedung Tengku Maharatu, Minggu (16/4) malam.

"Pada kegiatan lintas budaya atau Kemah Wilayah Perbatasan (Kawasan) seluruh guru IPS dan sejarah se-Indonesia akan berdialog dengan siswa di wilayah perbatasan, termasuk Bengkalis," kata Triana Wulandari di Siak.

Sebagai informasi, beberapa kegiatan sinergitas budaya sudah dimulai pada Sabtu (15/4) di gedung Tengku Maharatu, kabupaten Siak selaku daerah yang ditunjuk Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumbar untuk wilayah kerjanya di Provinsi Riau. Seperti dialog interaktif, kompetisi pameran budaya antar sekolah, pameran benda-benda bersejarah, bioskop keliling, dan lainnya.

Dalam ekspos sebelumnya, Triana juga telah menjelaskan, program ini telah berlangsung sejak tahun 2010 lalu dengan melibatkan perwakilan guru dari seluruh Indonesia guna berpartisipasi dalam kegiatan berupa dialog kewilayahan, observasi partisipan, Focus Group Discussion (FGD), bakti sosial, dan ekskursi ke wilayah terdepan Indonesia.

Tujuannya, mendorong para guru untuk peduli terhadap permasalahan di perbatasan, sehingga memacu kreativitas dan inovasi para guru untuk ikut serta memberi sumbangsih ide dan pemikiran.

Meningkatkan pengetahuan dan wawasan para guru tentang dinamika masyarakat di daerah perbatasan, baik secara geografis, sosial, ekonomi, maupun budaya.

Meningkatkan peran guru sebagai agen perubahan untuk membangun jiwa dan semangat nasionalisme generasi muda (anak didik) untuk senantiasa menjaga keutuhan NKRI.

"Selain itu para guru akan mengukur seberapa banyak pelajaran sejarah yang diajarkan di masing-masing wilayah, khususnya, sejarah lokal setempat," sebutnya.

Pada 2017 ini, kawasan atau lintas budaya merupakan bagian dari kegiatan sinergitas budaya yang mengusung tema "Melestarikan Budaya, Membangun Karakter Bangsa" bersama Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sumatra Barat Wilayah Kerja Provinsi Sumatera Barat, Riau dan Kepulauan Riau.

Triana mengingatkan, Kemendikbud mendapat tiga tugas utama dari Presiden Joko Widodo Presiden Joko Widodo, diantaranya Program Indonesia Pintar (PIP), pendidikan vokasi dan penguatan pendidikan karakter (PPK). Budaya dan sejarah akan menjadi basis dalam program PPK di sekolah-sekolah.