Limbah Sampah Rumah Tangga Pekanbaru Bisa Hasilkan Listrik 9 Megawatt

id limbah sampah rumah tangga pekanbaru bisa hasilkan listrik 9 megawatt

Limbah Sampah Rumah Tangga Pekanbaru Bisa Hasilkan Listrik 9 Megawatt

Pekanbaru (Antarariau.com) - Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, menyatakan daerah ini berpotensi menghasilkan energi listrik sebesar 9 megawatt per hari dari limbah sampah rumah tangga.

"Penduduk Pekanbaru mencapai 1,2 juta jiwa, setiap harinya menghasilkan limbah sampah 800 ton," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pekanbaru Yusrizal di Pekanbaru, Selasa.

Yusrizal menjelaskan limbah sampah di Pekanbaru saat ini terbesar dibandingkan kota lainnya di Sumatera sehingga jika dimanfaatkan dan diolah menjadi energi listrik sangat bermanfaat membantu menambah elektrivitas di tengah krisis yang belakangan melanda wilayah tersebut.

Ia menganalisa dari 300 ton limbah sampah diperkirakan bisa menghasilkan 3,1 MW energi listrik.

"Jadi kalau rata-rata ada 800 ton sampah perhari maka bisa menghasilkan listrik 9 MW," terang dia lagi.

Sementara itu selain menghasilkan listrik sampah plastik bisa juga dihasilkan minyak serta pupuk kompos sisa pembakaran.

Yusrizal menyebutkan selama ini Pemko memang belum memanfaatkan limbah sampah yang dihasilkan masyarakat setempat. Bahkan berakibat kepada nyaris penuhnya lokasi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar yang ada kini.

"Itu kondisinya sudah penuh dan harus pindah," tegas dia.

Sehingga potensi ini terbuka untuk siapa saja investor yang tertarik mengelola sampah menjadi energi terbarukan.

Diakuinya dulu Pekanbaru sudah pernah didatangi perusahaan dari Australia untuk bekerjasama membangun pembangkit listrik dari energi sampah. Namun rencana kerjasama tidak berlanjut dikarenakan payung hukum dan aturan yang mengatur belum ada kala itu.

Kini Pemko sudah punya payung hukum berupa Peraturan Daerah (Perda) pengelolaan sampah dan Perda Kerjasama.

"Sehingga secara legitimasi Pemko sudah siap karena ada Perda pengelolaan sampah dan Perda kerjasama," tegasnya menambahkan.

Dijumpai pada tempat yang sama Perwakilan Perusahaan Konsorsium Korea Selatan Sceco dan PT. Braten Enviro Indonesia, Soo Chul Han mengakui tertarik ingin membangun pembangkit listrik tenaga sampah di Pekanbaru.

Han mengaku kini pihaknya sedang melakukan upaya studi kelayakan terhadap sampah Pekanbaru.

"Kami melihat Pekanbaru berpotensi karena penduduknya banyak, sampahnya banyak," kata Han, usai melakukan pertemuan dengan jajaran Pemko dalam rangka meminta ijin untuk studi kelayakan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Muara Fajar.

Han mengaku Pekanbaru memiliki lokasi penampungan sampah yang baik tidak terganggu banjir dan terlokalisir. Tidak seperti daerah lainnya.

Namun demikian pihaknya masih butuh waktu kurang lebih satu bulan untuk menyelesaikan kajian baru bisa menghasilkan gambaran.

Selanjutnya sebut Han jika hasil kajian sampah yang dilakukan nantinya baik dan potensial maka pihaknya akan melanjutkan dengan kerjasama untuk membangun pengelolaan sampah dan pembangkit listrik dari limbah di Pekanbaru.

Ketika ditanya besaran investasi yang dibutuhkan untuk pembangkit Pekanbaru ia belum bisa memastikan diawal ini karena masih perlu melihat dulu potensi sampah yang sebenarnya. Meski diakuinya pihak perusahaan sejauh ini tidak kuatir akan kekurangan sumber energi bagi pembangkit, karena selain sampah rumahtangga ternyata Pekanbaru juga berbatasan kabupaten penghasil kelapa sawit dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang akan bisa dimanfaatkan limbahnya berupa cangkang dan tangkos untuk bahan bakar pembangkit.

Ia bahkan berani dan yakin walau dalam kondisi kekurangan sampah akibat adanya kendala hari libur, hujan dan sebagainya, pihaknya akan tetap beroperasi dengan memanfaatkan sumber alternatif limbah sawit tadi.

"Kalau investasi untuk menghasilkan listrik 25 MW itu dibutuhkan Rp1 triliun dalam masa pembangunan dua tahun," katanya menambahkan.