Gunakan Air Untuk Identifikasi Uang Palsu, Begini Caranya Menurut BI

id gunakan air, untuk identifikasi, uang palsu, begini caranya, menurut bi

Gunakan Air Untuk Identifikasi Uang Palsu, Begini Caranya Menurut BI

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau melakukan sosialisasi penggunaan air untuk melengkapi metode identifikasi uang Rupiah tidak asli, untuk mengantisipasi makin canggihnya pelaku kriminal dalam penerapan teknologi uang palsu.

"Penggunaan air paling ampuh untuk mengetahui uang palsu, karena biasanya pelaku belum bisa menyamai kertas yang digunakan uang asli sehingga tintanya akan luntur apabila terkena air," kata Manajer Unit Distribusi Uang Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Triyanta, kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Ia menjelaskan, penggunaan air bisa dilakukan apabila masyarakat masih kurang yakin dengan metode yang selama ini disosialisasikan, yakni "3D" (Dilihat, Diraba dan Diterawang). Pengecekan dengan air cukup mudah, yakni dengan mengoleskan permukaan uang yang dicurigai dengan jari kita yang sudah dibasuh dengan air.

"Kalau uang asli walaupun masuk ke mesin cuci, tintanya tidak akan luntur," ujarnya.

Sementara itu, Deputi Pemimpin BI Provinsi Riau, Irwan Mulawarman, mengatakan pelaku kriminal pemalsu uang Rupiah kini menggunakan teknologi yang makin canggih. Bahkan, dalam kasus terbaru, pelaku sudah bisa memalsukan beberapa detil khusus salah satunya adalah benang pengaman dan logo bayangan.

"Pelaku kini makin canggih, mereka tinggal satu tingkat lagi untuk bisa memalsukan semua ciri yang ada di uang Rupiah. Kalau untuk barang seperti tas, ini ibarat KW (kualitas palsu) super," katanya.

Ia mengatakan, semakin banyak pelaku pemalsuan uang akan menggoyang ekonomi Indonesia karena membuat peredaran Rupiah semakin banyak. "Semakin banyak dipalsukan, nilai Rupiah makin rendah," katanya.

Tren temuan uang palsu di Provinsi Riau sejak dua tahun terakhir terus meningkat. Irwan mengatakan terjadi peningkatan temuan uang palsu yang dilaporkan ke BI mulai tahun 2014 ada 426 lembar, meningkat jadi 606 lembar pada 2015, dan hingga Mei 2016 sudah ada 680 lembar uang palsu yang ditemukan.

"Bahkan, pelakunya juga makin canggih dan dalam pengungkapan kasus terakhir dari pihak kepolisian, ternyata juga melibatkan oknum TNI," ujarnya.

Ia menambahkan, BI juga meminta pihak perbankan untuk melakukan pengawasan secara ketat dalam mencegah potensi penyebaran uang palsu lewat mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Sebabnya, Irwan mengatakan ada beberapa laporan nasabah mendapatkan uang palsu dari penarikan uang di ATM.

Namun, ia mengatakan selama ini belum ada aturan dari BI yang bisa memberikan sanksi kepada bank yang lalai sehingga terdapat uang palsu di mesin ATM mereka.

"Belum ada aturan tentang itu, kami hanya bisa memberikan teguran agar bank lebih teliti dalam pengawasan uang di ATM," ujarnya.

Ia menduga terdapatnya uang palsu di ATM akibat bank lalai mengawasi perusahaan pihak ketiga yang dikontrak untuk menyuplai uang ke mesin-mesin ATM. "Pemasukan uang ke ATM dari pihak ketiga harusnya disortir lagi oleh bank pemilih ATM. Jadi, bank jangan hanya menyalahkan pihak ketiga," tegas Irwan Mulawarman.