Jakarta, (Antarariau.com)– Di Indonesia, animasi memang masih diangap sebagai hal baru. Kendati demikian, animator asal Indonesia banyak yang sudah menorehkan nama di kancah global salah satunya adalah Dessy Tri Anandani Bambang. Kiprah perempuan yang biasa disapa Dessy ini dalam dunia animasi sudah tidak diragukan lagi.
Dessy sudah malang melintang memenangi berbagai kompetisi animasi baik nasional maupun internasional. Dessy meluangkan waktunya untuk berbincang dengan GoHitz membicarakan kegiatannya saat ini
Bagaimana awal mula terjun ke dunia animasi?
Pada awalnya saya ingin jadi komikus, tapi karena saat kuliah ada mata kuliah animasi, saya merasa bahwa bercerita lewat gambar yang bergerak jauh lebih mengasyikkan. Menurut saya, animasi lebih bisa menyampaikan ekspresi lewat gerakan dan suaranya.
Animator perempuan kan masih jarang, apakah ada perbedaan perlakuan terhadap animator perempuan dan pria?
Sejauh ini rasanya sih tidak terlalu signifikan, tapi terkadang animator perempuan dianggap lebih cocok untuk mengerjakan karakter animasi yang cute atau girly. Tentu saja ini stereotip yang ada saja, sebenarnya ada juga animator laki-laki yang gaya animasinya cute juga. Dan begitu juga sebaliknya.
Bagaimana pekerjaan mempengaruhi Anda atau sebaliknya, bagaimana Anda memengaruhi pekerjaan?
Saya menjadi lebih kreatif, pada dasarnya saya adalah pemalas. Namun, dari sini saya dituntut untuk menciptakan karya yang bagus dan karya saya cenderung minimalis. Minimalis bukan berarti tanpa usaha dan saya menamakan ciri sebagai minimales (minimalis karena males bikin yang rumit), tambahnya seraya tertawa.
Bagaimana peran pemerintah terhadap dunia animasi saat ini?
Dibanding 10 tahun yang lalu, tentu saja ada perubahan. Namun, perubahan ini masih jauh dari kata memuaskan. Animasi bukan hanya sekedar kartun dan pemerintah perlu memberi perhatian lebih terhadap perkembangan yang ada.
Apakah keputusan penting lebih baik diambil satu orang atau berdasarkan tim?
Kalau untuk pekerjaan tim, baiknya keputusan diambil bersama-sama. Namun, untuk pekerjaan individual tentunya keputusan harus diambil sendiri.
Bagaimana Anda mengawali pagi?
My typical morning starts late, cause Im not a morning person. Saya hanya bangun pagi saat harus ke kantor dan harus selalu dimulai dengan membaca komik, gossip, dan terkadang berita.
Ada saran dan nasehat untuk yang ingin menjadi animator?
Jangan pernah berhenti mencari tantangan. Karena jika sudah nyaman di zona tertentu, akan susah sekali untuk keluar dan berkembang. Dan berkembang itu jauh lebih penting dibanding hanya mendapatkan kenyamanan tertentu.
Mana yang lebih baik, dihormati atau disukai?
Saya lebih memilih untuk disukai jadi tidak ada tekanan untuk selalu berbuat sesuai ekpektasi orang lain.
Apa dilakukan jika mempunyai waktu senggang?
Saya suka membaca komik, menonton film, dan membuat amigurumi (boneka rajutan) diwaktu luang.
Mengenai rajutan, Anda kan sudah mengeluarkan satu buku terkait rajutan dan bisnis barang-barang buatan tangan. Sejak kapan mulai merajut dan apakah ini akan diseriusi lebih lanjut?
Sejujurnya, sudah beberapa tahun ini saya jarang merajut supaya lebih fokus mengerjakan animasi. Tanggapan pasar mungkin sama seperti produk kerajinan lain, konsumen menyukai desainnya, tapi berharap produknya lebih murah, bisa di-customized dan bisa produksi massal. Tapi tetap ada juga yang rela menunggu, dan kadang-kadang membayar ongkos kirim yang lebih mahal dari harga bonekanya. Saat ini karena jarang mengeluarkan produk baru, jadi saya kadang-kadang menerima duit "tuyul" dari hasil penjualan pola rajut secara online
Jadi belum ada niatan untuk membesarkan bisnis rajutan ini?
Belum, saat ini peluang yang ada lebih mengarah ke dunia animasi. Mungkin ketika nanti sudah mempunyai studio sendiri dan banyak waktu lenggang, saya akan kembali serius merajut.
Sumber: Gohitz
Sepak Terjang Animator Perempuan Indonesia Di Kancah Internasional
