Pekanbaru, (Antarariau.com) - Komunitas Pondok Belantara masih peduli terhadap keberadaan buku di tengah canggihnya teknologi saat ini, menghargai hasil hutan dengan peduli terhadap buku dianggap sebagai misi sederhana ketika tidak bisa ikut dalam kegiatan menanam pohon.
“Ada satu hal kecil yang bisa kita lakukan ketika kita tidak bisa ikut menanam pohon atau memadamkan api, yaitu peduli terhadap tulisan-tulisan yang berbentuk buku yang bisa kita manfaatkan,” ujar Koordinator Komunitas Pondok Belantara, Eko Handiko, Di Pekanbaru, Sabtu.
Kemudian jelasnya, Ia dan kawan-kawan Komunitas Pondok Belantara melihat keberadaan buku mulai dikesampingkan, selain itu mereka juga prihatin terhadap kondisi hutan di Provinsi Riau. Ucapnya lagi, kita mau buku ini tetap dibaca dan tidak hanya disimpan saja, karena ketika kita membaca buku dan menjadikan buku sebagai referensi, ilmunya akan lebih cepat tertancap.
"Sedikit hasil hutan yang bisa kita rasakan adalah melalui buku, sekarang buku mulai dikesampingkan dengan adanya teknologi seperti gadget. Ilmu dari buku lebih cepat dibandingkan jika kita hanya copy-paste materi dari gadget, kan sekarang kebanyakan mahasiswa kita lihat seperti, kita harap anak-anak yang akan menjadi generasi jangan meniru itu," ucapnya.
Lebih lanjut katanya, Komunitas Pondok Belantara menghargai lingkungan atau hutan tidak hanya sebatas peduli dengan buku, tetapi juga dengan mendaur ulang kayu-kayu bekas menjadi kerajinan yang berguna dan bernilai jual.
"Kami kini sedang membuat kerajinan dengan memfaatkan kayu-kayu bekas untuk dijual lagi, dan hasilnya akan kita belikan juga ke buku," lanjutnya.
Selain fokus kepada taman bacaan, pondok belantara juga membuat wadah pembinaan kreativitas dalam bidang usaha. Sehingga teman-teman yang tergabung dalam Pondok Belantara memiliki skill dan mampu hidup mandiri ditengah masyarakat.
“Seperti kemarin ngasah batu, nyablon, atau daur ulang. Harapannya kawan-kawan mampu mengembangkannya. Seperti sekarang kami sedang mendaur ulang kayu-kayu bekas," ungkapnya.
Menurutnya lagi, tekat keras dari berbagai komunitas di Pondok Belantara tidak hanya pada usaha donor buku, namun melakukan ngamen-ngamen di jalanan yang mana hasilnya diperuntukan membeli buku.
“Kita ngamen diberbagai tempat, salah satunya di Car Free Day jalan Diponegoro setiap pagi Minggu yang hampir rutin kami lakukan setiap Minggu, hasilnya kita belikan ke buku-buku," tuturnya.
Oleh Nella Marni