BKSDA: 89 Desa Riau Rawan Karhutla, Terbanyak Bengkalis Dumai Siak

id bksda 89, desa riau, rawan karhutla, terbanyak bengkalis, dumai siak

BKSDA: 89 Desa Riau Rawan Karhutla, Terbanyak Bengkalis Dumai Siak

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyebutkan terdapat 89 desa di Riau paling rawan kebakaran hutan dan lahan sehingga perlu patroli sesering mungkin.

"Desa tersebut selama ini sudah seringkali alami kebakaran hutan dan lahan setiap tahunnya karena memang memiliki lahan gambut yang mudah terbakar," kata Kepala Bidang Wilayah II Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Riau, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Supartono Yusup kepada pers, di Pekanbaru, Riau, Jumat.

Supartono Yusup mengatakan, desa yang paling rawan terjadi kebakaran terbanyak di Dumai, Bengkalis, dan Siak.

Untuk itu, katanya, sejak Januari 2016 pihaknya sudah melakukan patroli ke seluruh wilayah dan desa yang selama ini sering terjadi kebakaran.

Pihaknya sudah membentuk Tim Patroli Terpadu dan Terukur dengan melibatkan aparat TNI dan polisi juga menyertakan masyarakat setempat.

"Tim itu sudah kita bentuk sejak 5 Maret dan akan kita berlakukan selama tiga bulan," kata Supartono.

Dari hasil pembentukan tim tersebut, dia mengakui bahwa saat ini di Riau tidak ditemukan titik api dan masih ada ditemukan 11 titik panas (hot spot).

Mengenai kebakaran hutan di Dumai, Supartono, mengatakan saat ini sudah terkendali, mengingat api sudah tidak ada, hanya menyisakan asap di beberapa titik saja.

"Tim kita terus melakukan pemadaman di lokasi kebakaran agar tak meluas," katanya.

750 orang

Untuk memadamkan api di Dumai, tim sudah menerjunkan total 750 orang yang terdiri atas gabungan TNI, Polri, tim Manggala Agni KLHK.

Dari laporan yang disampaikan BMKG, katanya, wilayah pesisir Riau seperti Dumai, Bengkalis, dan Siak sejak awal Februari hingga akhir Maret sudah memasuki kemarau sehingga berpotensi meningkatkan titik panas.

"Ini yang harus kita waspadai dan terus dilakukan patroli agar tak terjadi kebakaran hebat seperti tahun lalu," katanya.

Sementara itu,Kepala Tim Regu I Posko Patroli Kebakaran Hutan dan Lahan Terpadu dan Terukur Darmawan, mengatakan secara umum api yang membakar lahan gambut sampai saat ini masih terkendali.

"Memang sempat terjadi kebakaran beberapa bulan lalu tapi sekarang sudah tak ada lagi," kata Darmawan.

Pihaknya selain memadamkan api juga terus memberikan sosialisasi kepada petani dan masyarakat agar tak lagi sembarangan membakar sampah serta membuang puntung rokok.

"Lahan gambut yang kering sangat mudah terbakar apalagi kalau terbakar, maka apinya tidak di atas permukaan tapi di bawah permukaan sehingga sulit dipadamkan," katanya.