Xpress Air Jadi Maskapai Penutup Akhir Tahun

id xpress air jadi maskapai penutup akhir tahun

  Xpress Air Jadi Maskapai Penutup Akhir Tahun

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Beroperasinya perusahaan penerbangan Xpress Air di pertengahan Desember dengan menghidupkan dua rute domestik sekaligus, menjadi maskapai penutup di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru pada akhir tahun 2015.

"Kehadiran Xpress Air untuk penerbangan domestik merupakan maskapai yang kesembilan, dengan menghitung penerbangan perintis dilayani Susi Air," papar General Manager PT Angkasa Pura II Cabang Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II, Jaya Tahoma Sirait di Pekanbaru, Kamis.

Tercatat maskapai swasta milik Indonesia, Xpress Air secara resmi menghidupkan dua rute domestik yakni Palembang-Pekanbaru dan Pekanbaru-Tanjung Pinang masing-masing pergi pulang dengan mengoperasikan pesawat tipe Dornier 328-800 kapasitas 32 kursi pada Jumat (18/12).

Sirait jelaskan, sebelumnya bandara itu telah dilayani delapan maskapia rute domestik seperti Lion Air, Garuda Indonesia, Batik Air, Indonesia AirAsia, Citilink, Susi Air, Sriwijaya Air dan NAM Air dengan terbangi berbagai daerah diantaranya Jakarta, Medan, Batam, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

Untuk maskapai rute internasional baik menuju atau dari Pekanbaru telah dilayani empat perusahaan seperti AirAsia dengan rute Pekanbaru-Kuala Lumpur, lalu Malindo Air rute Pekanbaru-Malaka dan rute Pekanbaru-Singapura dilayani dua maskapai yakni Silk Air dan Jetstar Asia.

"Kalau sekarang, tidak kurang dari 70 sampai 78 kali penerbangan dalam per hari lakukan aktivitas pendaratan atau lepas landas dengan membawa penumpang di waktu normal sekitar 8.000 orang," katanya.

Disamping itu, jelas dia, tercatat tiga maskapai kembali atau mulai beroperasi tahun ini seperti Sriwijaya Air, NAM Air dan Jetstar Asia serta satu maskapai berhenti operasi yakni anak perusahaan dari Malaysia Airlines yaitu Firefly dengan rute Pekanbaru-Subang empat kali dalam sepekan.

"Agar tetap bertahan di satu rute, saran saya maskapai harus melihat pilihan masyarakat. Kalau pilihannya masalah ketepatan waktu dan kecepatan pelayanan, maka itu jadi pilihan utama menurut saya," bebernya.

Selain itu, tambahnya, soal harga tiket pesawat untuk satu rute penerbangan.

"Kalau harganya tidak jauh dari moda transpotasi lain, maka maskapai ini termasuk cerdik. Tapi kalau harganya di buka dengan harga tinggi, sehingga membuat bagi yang kelompok dua atau tiga orang tempuh darat atau lewat laut," ucap Jaya.

Ketua Airlines Operator Commite (AOC) Pekanbaru Wahyu Wijanarko berujar, secara umum bisnis penerbangan di daerah tersebut mulai mengeliat ketika memasuki akhir tahun atau bertepatan dengan waktu ramai penerbangan.

"Biasanya orang melakukan perjalanan di dalam atau luar negeri ke Pekanbaru karena kebutuhan bisnis. Sedangkan dari daerah itu, hanya sekedar liburan atau silaturahim," katanya.