Terasi Rohil Masuk Pasar Ekspor

id terasi rohil, masuk pasar ekspor

Terasi Rohil Masuk Pasar Ekspor

Bagansiapiapi, (Antarariau.com) - Terasi atau belacan yang diproduksi oleh perusahaan di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau mampu menembus pasar ekspor negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura hingga mendatangkan devisa bagi negara serta meningkatkan nilai jual.

"Ekspor terasi tidak tiap bulan. Tapi untuk satu kali keberangkatan bisa mencapai 15 ton dan minimal 10 ton," kata Kepala Cabang Bea dan Cukai (BC) Bagansiapiapi, Agung Saptono, Kamis (24/7) di Bagansiapiapi.

Daerah penghasil terasi di antaranya, Bagansiapiapi, Panipahan, Pulau Halang, dan Sinaboi. Terasi kualitas itu diekspor ke negara tetangga Malaysia dan dalam satu tahun bisa mencapai enam kali pengiriman.

Dikatakan, besar nilai ekspor produk perikanan ini tergatung nilai kurs rupaih terhadap ringgit Malaysia.

Terasi yang dibuat dengan bahan baku ikan asal Rokan Hilir itu masih diusahakan dalam skala kecil sehingga untuk mencukupi kebutuhan harus dikumpulkan oleh eksportir.

Selain belacan, terang dia, Rohil juga mengeksport ikan basah dan ikan kering. Sekali ekspor, terang dia, juga berkisar antara 10 ton sampai 15 ton. Eksport ikan segar dan ikan kering ini, jelas dia, tiap bulan. Eksport produk perikanan Rohil ini melalui pelabuhan ekspor impor Dumai dan Belawan, Medan.

"Daerah yang banyak ekspor terasi dan ikan adalah Panipahan. Produk belacan dan ikan dari Bagansiapiapi, Pulau Halang dan Sinaboi juga ada," urainya.

Terasi atau belacan adalah bumbu masak yang dibuat dari ikan dan/atau udang rebon yang difermentasikan, berbentuk seperti adonan atau pasta dan berwarna hitam-coklat, kadang ditambah dengan bahan pewarna sehingga menjadi kemerahan. Terasi merupakan bumbu penting di kawasan asia tenggara dan china selatan. Terasi memiliki bau yang tajam dan biasanya digunakan untuk membuat sambal terasi, tapi juga ditemukan dalam berbagai resep tradisional Indonesia.

Di Indonesia, terasi sering dikaitkan dengan sejarah berdirinya kota Cirebon yang ditilik dari penamaannya dalam bahasa Sunda yang berupa lakuran dari kata ci (air) dan udang rebon.

(adv)