Jakarta, (Antarariau.com) - Google mengembangkan tablet bersistem operasi Android untuk membantu para dokter mengobati pasien Ebola di Afrika.
Akibat risiko kontaminasi, dokter telah dibatasi menggunakan kertas dan pena untuk membuat catatan mengenai pasien, dan harus menghancurkannya setelah itu.
Menanggapi permintaan dari organisasi bantuan Médecins Sans Frontières, Google membuat sebuah tablet tertutup dalam polikarbonat yang dapat didekontaminasi dengan merendamnya dalam klorin.
Meskipun konektivitas nirkabel tersedia secara luas di negara-negara maju, namun negara yang terserang Ebola memiliki infrastruktur teknologi terbatas.
Setelah server bertenaga baterai telah dipasang, tablet dapat digunakan di zona berisiko tinggi tersebut dan mengirimkan informasi secara nirkabel.
Google dan Médecins Sans Frontières berharap teknologi sumber terbuka (open source) ini dapat membantu memerangi epidemi lain di masa mendatang.
Beberapa perusahaan juga telah membuat sumber daya untuk memerangi krisis Ebola, termasuk IBM yang menyebarkan sistem pelacakan di Sierra Leone.
Sistem ini memungkinkan warga melaporkan insiden, dan pihak berwenang dapat melacak wabahnya, demikian seperti dilansir laman Digital Spy.
Berita Lainnya
Google Kembangkan Perangkat Kecerdasan Buatan Antisipasi "Pengintip Ponsel"
29 November 2017 8:45 WIB
Ikuti Jejak Google Dan Amazon, Facebook Dikabarkan Kembangkan Smart Speaker
26 July 2017 10:55 WIB
Google Kembangkan Lensa Kontak Pintar
17 January 2014 12:04 WIB
Fitur multiview YouTube TV kini telah tersedia di ponsel dan tablet Android
18 May 2024 15:51 WIB
Tinggalkan Android, Google Assistant Segera Hadir Di Tablet
15 November 2017 10:25 WIB
Dokter sebut konsumsi pepaya bisa bantu turunkan kadar kolesterol
20 June 2024 12:39 WIB
Dokter sebut alat bantu dengar tidak bisa dipakai oleh pasien seumur hidup
21 March 2024 15:48 WIB
Dokter: Kelola aktivitas harian bisa bantu turunkan risiko penyakit jantung
06 October 2022 10:36 WIB