Jakarta, (Antara) - Manajemen PT Riau Andalan Pulp and Paper membuat terobosan dalam meningkatkan kepedulian warga desa untuk memelihara kondisi hutan dan lahan di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau dengan memberikan penghargaan berupa uang senilai Rp100 juta kepada masing-masing desa atas keberhasilan mereka menolkan titik api dalam rentang waktu tiga bulan.
Direktur RAPP Kusnan Rahmin dalam diskusi tentang "Kebakaran Hutan dan Upaya Penanggulangannya di Jakarta, Jumat, menyatakan, untuk tahap awal ada empat desa yang menjadi percontohan di wilayah operasi RAPP dan pihak perusahaan tengah memantau prilaku warga dalam menjaga kawasan hutan di desa mereka.
"Kegiatan ini sudah berjalan mendekati tenggat waktu yang ditentukan dan dari empat desa tersebut belum ada ditemukan titik api. Kita tentunya memberikan apresiasi atas kepedulian warga dalam menjaga kawasan hutan di wilayah masing-masing dengan menjauhkan hutan mereka dari sesuatu yang memicu terjadinya kebakaran," ujar Kusnan.
Ia menyatakan, warga desa terkadang perlu dimotivasi serta mendapat stimulus agar peduli terhadap hutan diwilayah mereka. Hal itulah yang mendasari manajemen RAPP menyediakan dana yang penggunaannya dalam bentuk program untuk kepentingan warga masyarakat setempat.
"Silahkan nantinya warga desa yang sukses memelihara hutan dan lahan mereka dari kebakaran membuat program apa saja di desa masing-masing. Kita akan danai sebagai apresiasi atas keberhasilan tersebut," ujarnya.
Dari stimulus tersebut ia berharap muncul sikap kepedulian dari warga desa untuk memelihara kawasan hutan dan lahan mereka kebakaran. Yang diperlukan disini adalah perubahan pola fikir untuk perubahan sikap menjadi peduli dalam menjaga hutan dan lahan dari kebakaran.
Rencananya kegiatan itu akan diperluas ke 10 desa lain di wilayah operasi RAPP sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan. Melalui cara stimulus tersebut diharapan memunculkan kesadaran warga desa dan nantinya tanpa ada penghargaanpun mereka tetap peduli.
Bagi desa percontohan yang masih ada titik api hingga batas 50 hektare perusahaan masih akan memberikan penghargaan berupa dana sebesar Rp50 juta. Persoalan kebakaran hutan dan lahan ini dinilainya sudah termasuk pelik dan merembet hingga kenegara tetangga dan berpotensi menimbulkan gangguan hubungan antarnegara.
Sikap warga yang tidak peduli atau bahkan sengaja membakar hutan dan lahan perlu mendapat tindakan tegas dari aparat. Ia mencontohkan di Kabupaten Rokan Hilir ada orang yang sengaja memasukkan premium pakai plastik kedalam lahan gambut hingga terjadi kebakaran hutan dan lahan yang sulit dipadamkan.
Upaya itu mereka lakukan dengan maksud untuk ditanami kelapa sawit setelah lahan itu bersih. "Ini jelas suatu perbuatan yang tidak benar. Mereka membakar hutan dan lahan agar bisa membuka lahan perkebunan dengan biaya murah tanpa memikirkan dampak asap pekat," tegasnya.
Kusnan menceritakan bagaimana sulitnya menangkap tangan pelaku pembakaran hutan. Bahkan kita seperti menangkap pelaku teror dengan mengerahkan helikopter yang terbang rendah dan petugas turun ke bawah dengan menggunakan tali. Dengan cara itu mereka akhirnya tertangkap dan tidak sempat lagi sembunyi.
"Ternyata motif pelaku beragam. Ada yang diiming-imingi mendapat hak mengelola kawasan itu dan ada juga yang dibayar. Yang terpenting petugas akan mengungkap siapa dalam dibalik terjadinya kebakaran hutan dan lahan tersebut," ujarnya.