Presiden Prabowo Subianto sebut Indonesia cari pasar baru setelah kena tarif Trump

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, Tarif

Presiden Prabowo Subianto sebut Indonesia cari pasar baru setelah kena tarif Trump

Tangkapan layar - Presiden Prabowo Subianto melangsungkan pertemuan dengan tujuh jurnalis, yakni Alfito Deannova (Pemred detikcom), Lalu Mara Satriawangsa (Pemred Tvone), Uni Lubis (Pemred IDN Times), Najwa Shihab (Founder Narasi), Sutta Dharmasaputra (Pemred Harian Kompas), Retno Pinasti (Pemred SCTV-Indosiar), dan Valerina Daniel (News Anchor TVRI) di Hambalang, Jawa Barat, Minggu (6/4/2025). (ANTARA/Andi Firdaus)

Jakarta (ANTARA) - Presiden Prabowo Subianto menyebut Indonesia harus berani mencari pasar tujuan ekspor yang baru, terutama setelah terkena tarif timbal balik impor 32 persen ditambah tarif impor umum 10 persen dari Amerika Serikat.

Menurut Presiden, kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump membuat situasi perekonomian global berubah sehingga Indonesia perlu mengatur strategi untuk melindungi kepentingan dalam negeri.

“Kita akan cari jalan keluar. Kita harus berani mencari pasar baru,” kata Presiden dalam wawancaranya dengan tujuh jurnalis senior di kediaman pribadi Presiden, Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/4), sebagaimana dikutip dari siaran TVRI yang diakses di Jakarta, Selasa.

Presiden melanjutkan pengusaha-pengusaha Indonesia harus mulai menjajaki pasar-pasar non-tradisional yang juga potensial, misalnya negara-negara Afrika.

“Afrika itu the new emerging market of the world. Afrika jumlah penduduknya besar, resource-nya banyak, kebutuhannya banyak,” kata Presiden.

Prabowo kemudian menyebut saat ini ada beberapa pengusaha Indonesia yang telah menggarap pasar di Afrika, misalnya Salim Group dengan produk mie instannya.

“Dia di mana-mana di Afrika. Mereka (penduduk Afrika, red.) sekarang hobinya makan Indomie, dan mereka kira Indomie itu makanan mereka. Ada di Nigeria, ada di Turki, ada di Mesir. Jadi, kita look for new market,” kata Presiden menjawab pertanyaan soal tarif Trump.

Presiden kemudian menyebutkan ada beberapa sektor industri yang diprediksi bakal terpukul karena kebijakan tarif Trump itu, di antaranya tekstil, garmen, sepatu, dan mebel.

"Ini berat, karena ini padat karya," kata Presiden.

Terlepas dari itu, Presiden menyebut dirinya telah mengutus Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mewakili Pemerintah Indonesia berunding dengan Pemerintah AS terkait kebijakan tarif impor terbarunya itu.

“Saya akan kirim Pak Airlangga ke Washington. Kita sudah punya kontak dengan tokoh-tokoh di Washington. Kita akan diskusi untuk negosiasi,” sambung Presiden.

Presiden AS Donald Trump pada 2 April 2025 mengumumkan kebijakan tarif resiprokal kepada sejumlah negara, termasuk Indonesia, yang efektif berlaku tiga hari setelah diumumkan.

Kebijakan Trump itu diterapkan secara bertahap, yaitu mulai dari pengenaan tarif umum 10 persen untuk seluruh negara terhitung sejak tanggal 5 April 2025, kemudian tarif khusus untuk sejumlah negara, termasuk Indonesia, mulai berlaku pada 9 April 2025 pukul 00.01 EDT (11.01 WIB).

Dari kebijakan terbaru AS itu, Indonesia terkena tarif resiprokal 32 persen, sementara negara-negara ASEAN lainnya, Filipina 17 persen, Singapura 10 persen, Malaysia 24 persen, Kamboja 49 persen, Thailand 36 persen, dan Vietnam 46 persen.

Baca juga: Airlangga Hartarto ungkap peluang RI di tengah kebijakan tarif AS

Baca juga: Prabowo Subianto sebut tarif AS timbulkan ketidakpastian, banyak negara cemas