Pekanbaru (ANTARA) - Di sebuah lahan yang dikelilingi pemukiman di Jalan Purwodadi, Kota Pekanbaru, terhampar kebun sayur okra yang hijau subur. Dari tanaman asal Ethiopia yang dikenal mampu membantu mengontrol gula darah ini, Ernawati berhasil mengantongi pendapatan hingga Rp25 juta per bulan.
Siapa sangka okra yang dikenal sebagai sayuran ini mampu disulap Erna menjadi kopi dengan segudang manfaat. Awalnya, usaha ini hanya percobaan iseng, tapi berkat ketelatenannya, Erna kini bisa membantu meningkatkan pendapatan ibu-ibu di kompleks perumahannya. Melalui PT Okra Nusantara Mandiri yang didirikannya pada tahun 2022, Erna bahkan mampu membuka lapangan pekerjaan bagi beberapa orang di sekitar.
Dari hasil panen okra, Erna memproduksi berbagai olahan komersial seperti nugget, keripik, dan minuman 'Kopi Okra'. Produk ini bahkan sudah menembus pasar di kota-kota besar seperti Medan hingga Surabaya.
Di rumah tipe 36 yang juga dijadikannya tempat produksi, Erna berbagi cerita tentang eksperimennya mengolah okra menjadi minuman beberapa tahun lalu. Respons positif dari konsumen mendorongnya untuk mendirikan perusahaan setelah bergabung dengan Markplus Institute dan mendapat bimbingan dari Rumah BUMN Pekanbaru.
“Awalnya didampingi dinas perdagangan dan koperasi. Mereka menyarankan untuk menambahkan jahe merah, gula aren kering, dan krimer dalam pembuatan Kopi Okra,” ujar Erna pada Rabu (30/10).
Racikan ini membuat Kopi Okra aman bagi lambung dan tetap mempertahankan khasiat pengontrol gula darah dari okra. Tanamannya pun bebas dari bahan kimia karena ditanam menggunakan pupuk alami.
Erna menanam okra di lahan sekitar rumah, memanfaatkan lahan tidur yang sebelumnya tidak terpakai. Sebelum penanaman, ia menggemburkan tanah dan menaburkan kapur alam atau dolomit serta pupuk kandang. Setelah dua minggu, bibit Okra mulai dipindahkan dari polybag ke lahan. Bibit okra dirawat dengan pupuk alami dari cangkang telur, serta cairan dari sayuran sisa pembuatan nugget dan keripik.
“Sebagian juga dijual saat masih muda, dan ibu-ibu di sini ikut menanam untuk kami beli,” kata Erna yang memiliki kelompok tani di lingkungannya.
Untuk memproduksi Kopi Okra, Erna menggunakan biji okra kering, bagian yang tidak terpakai dalam olahan nugget dan keripik. Biji Okra ini dikeringkan menggunakan oven selama beberapa jam, sesuai petunjuk dari BPOM agar terhindar dari kontaminasi bakteri.
Setelah dikeringkan, biji digiling halus dan dicampur dengan jahe merah, gula aren, serta krimer hingga menjadi bubuk yang siap dikemas.
Saat ini, produk Kopi Okra sudah dijual di berbagai kota seperti Surabaya, Medan, Yogyakarta, Probolinggo, Bandung, Riau, dan Jambi. Erna berharap bisa membawa produknya ke pasar internasional melalui program Pertamina UMK Academy 2024.
“Harapannya, lewat Pertamina UMK Academy 2024, produk ini bisa diekspor,” katanya penuh antusias.
Saat mengikuti pameran UMKM di Bandung baru-baru ini, Erna berhasil menjalin kontrak tahunan dengan salah satu pusat oleh-oleh di sana. Tak hanya itu, ia juga menggandeng beberapa reseller untuk memperluas jaringan pemasaran produknya.
Menurut Erna, bimbingan dari Rumah BUMN Pekanbaru dan Pertamina UMK Academy membuat usahanya lebih tertata, baik dari segi pembukuan hingga tampilan kemasan.
"Dengan pendampingan ini, saya semakin bersemangat. Semoga produk ini bisa merambah lebih luas di Indonesia dan omset bisa terus meningkat,” pungkasnya.