Pekanbaru, (Antarariau.com) - Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) menyatakan sepanjang 2014 telah ada lebih 6.000 jiwa warga dari berbagai kabupaten/kota di Riau pergi dan pulang ibadah Umroh tanpa menderita penyakit yang disebabkan virus MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus).
"Sejauh ini bisnis travel perjalanan umroh menuju tanah suci juga masih berjalan lancar," kata Ketua Asita Riau yang juga pengusaha travel PT Muhibbah Mulia Wisata, Ibnu Masud di Pekanbaru, Rabu.
Ia mengatakan, sejauh ini mamang kekhawatiran ada, namun itu dari pihak masyarakat yang hendak menuju ke tanah sudi Mekkah.
Namun bagi pengusaha travel, menurut dia bukan menjadi masalah karena sejauh ini belum ada jemaah yang positif terjangkit virus MERS-CoV.
Hanya saja, lanjut kata dia, untuk mengantisipasinya, biro perjalanan atau pengusaha diminta untuk menganjurkan jemaah umroh untuk senantiasa menggunakan masker ketika berada di luar ruangan di tanah suci.
"Kalau bisa diperbanyak berada di dalam ruangan untuk menghindari terjangkit virus tersebut," katanya.
Ibnu mengatakan, saat ini pihaknya bersama para pengusaha travel umroh lainnya mencuba untuk mengintensifkan koordinasi dengan dinas kesehatan daerah setempat.
Itu apabila ada jemaah yang selesai umroh kemudian mengalami gejala yang mencurigakan, menurut dia, pengusaha sebaiknya memberikan laporan ke dinas kesehatan agar ada penanganan lebih jauh.
"Saya menganjurkan, masyarakat tidak perlu begitu mengkhawatirkan virus tersebut dan jangan sampai itu malah mengganggu ibadah umat Islam," katanya.
Menurut dia lagi, sebaiknya jemaah yang baru saja menjalankan umroh, melakukan istirahat total sebagai upaya pemulihan fisik atau tubuh.
"Jangan sampai, begitu pulang kemudian langsung beraktivitas seperti biasa hingga keletihan dan jatuh sakit dan kemudian disangka terjangkit virus MERS," katanya.
Sebelumnya dikabarkan tiga orang warga Pekanbaru yang baru saja pulang menjalankan ibadah umroh suspect MERS-CoV.
Namun setelah menjalani perawatan beberapa hari, kemudian sembuh dan diklaim negatif.
Secara keseluruhan, pihak Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat ada sekitar delapan warga jemaah umroh yang terpaksa harus dirawat di sejumlah rumah sakit karena diduga terjangkit MERS.
Selain di Pekanbaru, juga ada di Kota Dumai, Bengkalis, Siak, dan beberapa wilayah kabupaten lainnya.
Namun dari sejumlah kasus tersebut, tidak satupun positif menderita penyakit akibat virus MERS-CoV.