Jakarta (ANTARA) - Diet sayur dan rendah gula, yang dikenal sebagai diet EAT-Lancet, membantu mengurangi risiko seseorang terkena penyakit gagal jantung, menurut studi kesehatan terbaru.
Diet EAT-Lancet, seperti dilaporka Medical News Today pada Senin (15/4) waktu setempat, adalah konsumsi makanan berbasis nabati dengan porsi kacang-kacangan dan serealia lebih banyak dibandingkan diet Mediterania. Diet tersebut juga menitikberatkan pada konsumsi sayur dan buah serta mengurangi makanan yang tinggi gula.
Berbeda dengan vegetarian, diet EAT-Lancet tidak menghapus makanan hewani, namun, hanya membatasi jumlahnya. Studi kohort berjudul "JACC: Heart Failure" diadakan di Swedia, yang melibatkan 23.260 peserta dengan median periode tindak lanjut 25 tahun.
Para peneliti memelajari kepatuhan peserta menjalani diet EAT-Lancet dengan membagi mereka menjadi lima grup. Selama waktu studi, sebanyak 1.768 peserta menderita gagal jantung.
Berdasarkan studi tersebut, peneliti melihat ada kaitan antara diet EAT-Lancet dengan penurunan risiko penyakit gagal jantung. Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut ialah konsumsi buah, minyak tak jenuh dan konsumsi susu.
Konsumsi lebih banyak buah dan minyak tak jenuh, berdasarkan studi, berhubungan dengan penurunan risiko gagal jantung. Sementara itu, konsumsi susu dalam jumlah sedang juga menurunkan risiko gagal jantung dibandingkan konsumsi susu tinggi.
Ahli gizi tesertifikasi Karen Z. Berg, MS, RD, yang tidak terlibat studi, mengatakan buah mengandung banyak fitonutrien, vitamin, mineral dan antioksidan.
"Minyak tak jenuh mengandung apa yang disebut 'lemak sehat' dan studi ini menunjukkan efek perlindungan omega 3s dan omega 6s. Makanan yang mengandung lemak tak jenuh tinggi termasuk minyak zaitun, kacang, biji-bijian dan ikan," kata Berg.
Peneliti juga memeriksa delapan protein plasma dari 4.742 peserta untuk melihat hubungan diet EAT-Lancet dengan risiko gagal jantung.
Meskipun hasil penelitian menjanjikan, studi tersebut masih perlu tindak lanjut karena belum mencakup seberapa besar pengaruh perubahan diet selama masa studi terhadap risiko gagal jantung. Selain itu, masih diperlukan lebih banyak protein plasma untuk melihat hubungan diet EAT-Lancet dengan penurunan risiko gagal jantung.
Baca juga: Anak tidak suka makan sayur? Begini cara mengatasinya
Baca juga: Mi berbahan sayur mayur, alternatif bagi si kecil yang "picky eater"
Berita Lainnya
Juara AFF, timnas futsal Indonesia dapat bonus pembinaan senilai Rp7,8 miliar
12 November 2024 17:09 WIB
IHSG Bursa Efek Indonesia ditutup menguat di tengah pelemahan bursa kawasan Asia
12 November 2024 16:53 WIB
Pengelola Jalan Tol Cipali pastikan kesiapan layanan untuk musim libur natal
12 November 2024 16:42 WIB
Disaksikan Presiden Prabowo, PLN perkuat kolaborasi global bersama China untuk swasembada energi di Indonesia
12 November 2024 16:36 WIB
Kepala Bappenas paparkan hasil terkini capaian dan target pembangunan nasional
12 November 2024 16:27 WIB
Pasangan ganda putra Fajar/Rian kunci tempat di babak 16 besar Kumamoto Masters 2024
12 November 2024 16:17 WIB
Pulau Jawa masih dinilai masih jadi tujuan wisata domestik favorit menurut survei
12 November 2024 16:05 WIB
Kemensos pusatkan bantuan untuk korban erupsi Gunung Lewotobi ke Flores Timur
12 November 2024 15:24 WIB