Pekanbaru (ANTARA) - Direksi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menerima kunjungan dari rombongan Poetra Nusantara Institute (PNI) yang dipimpin oleh Willy Lesmana Putra, Selasa (16/1) di kantor BPDPKS, Jalan Imam Bonjol,Jakata Pusat.
Selaku Executive Director PNI, Willy menyampaikan hasil kajian dan pendampingan terhadap petani sawit mandiri di beberapa daerah khususnya yang sedang dilakukan di Kabupaten Ketapang, Provinsi Kalimantan Barat.
Dalam kesempatan itu, Willy beserta rombongan memaparkan data-data serta persoalan yang ditemukan selama proses pendampingan kepada petani/pekebun kelapa sawit mandiri. Beberapa persoalan yang ditemukan di lapangan diantaranya, mayoritas petani menanam bibit sawit asalan dan tidak besertifikat sehingga meski tumbuh baik, tetapi tidak dapat berbuah dengan maksimal.
Selain itu, lahan para petani dirawat dengan sarana dan prasarana yang seadanya. Akibat dari hal itu adalah, selain panen tidak maksimal, pengelolaan kebun menjadi tidak efisien.
Direksi BPDPKS yang diwakili oleh Direktur Penyaluran Dana, Zaid Burhan Ibrahim mengapresiasi apa yang dilakukan Poetra Nusantara Institute. "Bagus sekali, apalagi jika pendampingan petani sawit mandiri dapat membantu para petani/pekebun menjadi lebih baik. Kita berterimakasih Pak Willy," kata Burhan sambil tersenyum.
"Kami sudah melakukan pendataan secara lengkap atas lahan sawit seluas lebih kurang 3000an hektare dan masih terus bertambah yang siap didukung oleh BPDPKS melalui program peremajaan dan sarprasnya (sarana dan prasarana). Yang paling krusial dibutuhkan oleh para petani/pekebun kelapa sawit mandiri adalah adanya atau dibangunnya pabrik kelapa sawit berskala kecil atau pabrik berukuran mini yang berada di sekitar area perkebunan sawit rakyat. Karena menurutnya, saat ini para petani/pekebun menjual hasil kebun membutuhkan jarak yang sangat jauh dengan pabrik dan petani terpaksa menjual kepada pengepul dengan harga yang jauh dari pasaran serta tidak efisien." papar Willy seraya menjelaskan hasil pemetaan dan pendataan yang ditayangkan di layar presentasi.
Burhan tampak sangat antusias. "Tiga ribu (hektare) itu masih kecil, kalau bisa lebih banyak dan lebih besar lagi luasannya untuk diremajakan atau dapat diusulkan mendapatkan program sarpras serta meminta Poetra Nusantara Institute untuk berkoordinasi juga dengan stakeholder yang lain sesuai dengan aturan," sahut Burhan.
Menurut Burhan, BPDPKS sangat mendukung upaya berbagai pihak khususnya Poetra Nusantara Institute untuk melakukan pembinaan dan pendampingan kepada para petani/pekebun kelapa sawit mandiri. Asalkan mengikuti prosedur dan persyaratan yang ditentukan.
Dalam kesempatan tersebut Willy juga mengundang pimpinan BPDPKS untuk ambil bagian dalam seminar yang akan dilaksanakan oleh Poetra Nusantara Institute dengan tema Masa Depan Petani Sawit Mandiri di Indonesia, bulan depan. Seminar tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam rangka menghimpun masukan dan mendapatkan solusi dari stakeholder terkait untuk kepentingan para petani sawit mandiri yang ada di Indonesia.
Pertemuan yang berlangsung sekitar 2 jam itu diakhiri dengan penyerahan proposal dan kenang-kenangan dari Poetra Nusantara Institute kepada BPDPKS dan diterima oleh Direktur Penyaluran Dana BPDPKS.
Berita Lainnya
Dua desa di Inhil terima dana program peremajaan sawit
12 August 2022 16:28 WIB
Wapres saksikan panen perdana Peremajaan Sawit Rakyat di Rohil
02 September 2021 19:35 WIB
Luas peremajaan sawit di Aceh kalahkan Riau, ini luasnya
14 June 2021 21:50 WIB
Gapki Riau bantu akselerasi program peremajaan sawit rakyat
26 March 2021 13:24 WIB
Riau dapat Rp720 juta guna peremajaan sawit rakyat
07 August 2020 22:23 WIB
Kebun sawit tua terbakar tetap dapat dana peremajaan sawit rakyat, begini penjelasannya
02 October 2019 19:33 WIB
BPDP-KS nilai peremajaan sawit rakyat 2019 sulit capai target 200.000 Hektare
02 October 2019 18:18 WIB
KUD Makmur Lestari Riau terima Rp8 miliar hibah peremajaan sawit, begini penjelasannya
02 October 2019 16:55 WIB