Makasar (ANTARA) - Momen 1 Oktober 2023 adalah dua tahun PT Pelabuhan Indonesia merger menyatukan Pelindo 1, Pelindo 2, Pelindo 3 dan Pelindo 4. Pada usia kedua tahun tersebut Pelindo mulai bersolek dengan meningkatkan kapasitas SDM dan layanan.
Salah satu pelabuhan kelolaan PT Pelindo adalah Pelabuhan Makassar yang merupakan pelabuhan terbesar di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Pelabuhan Makassar yang berada di sisi barat Kota Makassar, mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua ataupun roda empat.
Di sisi kiri kanan pelabuhan Makassar akan disambut dengan kendaraan roda tiga yang akrab disebut becak motor (bentor) dan juga becak konvensional.
Kedua kendaraan ini menjadi "pemanis" bagi pengunjung, khususnya wisatawan mancanegara yang ingin menikmati suasana Kota Makassar saat kapal pesiarnya sandar di Pelabuhan Makassar.
Saat memasuki pintu gerbang pelabuhan, tidak lagi disambut dengan petugas loket untuk membayar karcis masuk, tetapi sudah ada mesin loket digital, sehingga pengunjung tinggal menempelkan kartu elektronik (tap cash electronic) untuk pembuka portal penutup pintu masuk.
Untuk pembayaran tiket masuk dan parkir, sudah dilakukan secara digital. Ini bukan hanya berlaku di pelabuhan berskala besar, seperti Pelabuhan Makassar, tetapi juga sudah merambah ke pelabuhan rakyat, yakni Pelabuhan Paotere yang tak jauh dari kawasan Pelabuhan Makassar.
Menurut Head of Pelindo Regional 4 Enriany Muis, PT Pelindo dan subholding perusahaan milik negara ini melakukan penguatan digitalisasi untuk menekan praktik korupsi.
Penggunaan sistem digitalisasi dilakukan perusahaan dalam mewujudkan pelabuhan bersih tanpa korupsi, sekaligus membangun integritas kepelabuhanan.
Dukungan penerapan sistem digitalisasi dalam pengawasan dan kinerja perusahaan ini ditandai dengan komitmen perusahaan yang diwakili Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Hattari menandatangani nota kesepahaman dengan Ombudsman RI untuk memerangi korupsi di pelabuhan pada medio Agustus 2023.
Nota kesepahaman, antara Pelindo dan Ombudsman menjadi landasan kerja sama dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan di lapangan.
Upaya mewujudkan perusahaan yang bersih dan sehat dalam memberantas korupsi itu juga telah ditularkan ke subholding PT Pelindo Jasa Maritim (SPJM).
Direktur Utama (SPJM) Prasetyadi mengemukakan, pihaknya telah memiliki sistem peringatan berupa perangkat whistle blowing system (WBS).
Sistem yang berbasis digital itu memberikan kesempatan untuk seluruh insan Pelindo di manapun berada, termasuk para pemangku kepentingan atau mitra dapat memberikan laporan bila terjadi indikasi pelanggaran nilai dan etika bisnis.
Karena itu, SPJM berupaya menjalankan layanan maritim yang efektif, efisien, serta tidak menolerir segala bentuk pelanggaran.
Saluran WBS Pelindo dapat di kontak melalui telepon seluler 021 2782 2345 atau email Pelindo bersih @wistleblowing.link dan pos di PO Box 1047 JKS 12010.
Manfaat digitalisasi
Dalam pengembangan sistem ke pelabuhan, Pelindo dalam dua tahun terakhir telah dirasakan manfaatnya oleh pengguna jasa.
Salah seorang pengguna jasa Pelindo, H Rifai yang juga pemilik kapal pelayaran antarpulau mengatakan, setelah menggunakan aplikasi Pelindo Terminal Operation System-Multipurpose (PTOS-M), dia dapat melakukan efisiensi dalam pelayaran dan distribusi barang.
Sebagai gambaran, jika sebelum menggunakan aplikasi harus menunggu lebih lama di pelabuhan peti kemas, dengan rata-rata waktu tunggu 3 hingga 5 hari, dengan aplikasi tersebut kinj hanya sekitar 1-2 hari.
Hal itu karena ia dapat memantau pergerakan arus kapal atau barang kiriman yang sandar di pelabuhan peti kemas Makassar, sehingga dapat mengatur jadwal dan tidak menunggu lama.
Setelah merger dua tahun lalu, Pelindo selaku perusahaan BUMN, terus berbenah diri dengan meningkatkan layanan kepada konsumen.
Salah satunya dengan upaya menurunkan waktu tunggu di pelabuhan dan waktu tunggu cargo (cargo stay) melalui penggunaan aplikasi PTOS-M.
Penerapan aplikasi PTOS-M ini telah diterapkan oleh Subholding Pelindo Jasa Maritim (SPJM) di wilayah kerja Pelindo Regional 4 atau KTI dan sebagian wilayah Kalimantan.
Melalui penguatan sistem layanan berbasis digitalisasi tersebut, pencegahan praktik korupsi dan pungutan liar di pelabuhan dapat ditekan.
Hal itu diakui salah seorang pengguna jasa kargo di Pelabuhan Makassar, Hj Haniah yang mengantarpulauakan hasil bumi dari Sulsel ke Pulau Namlea, Maluku, ataupun sebaliknya.
Dengan penggunaan aplikasi berbasis digital, semua pembayaran dengan sistem nontunai dan penelusuran barang kiriman dapat dipantau melalui telepon seluler.
Dalam dua tahun terakhir ia tidak lagi dipusingkan dengan pungutan liar oleh oknum pelabuhan atau calo-calo saat melakukan pengiriman atau pengambilan komoditi bisnisnya.
Fasilitas manusiawi
Selain menghadirkan layanan berbasis digitalisasi di Pelabuhan Petikemas Makassar, Pelabuhan Makassar dan pelabuhan kelolaan lainnya di lingkup kerja Pelindo ini, juga menghadirkan "fasilitas manusiawi".
Pelabuhan yang wilayah kerjanya membawahi pelabuhan di KTI ini, fasilitas manusiawi adalah fasilitas bagi penumpang yang diperlakukan secara layak.
Sebagai gambaran, kini di Pelabuhan Makassar sudah memiliki dua ruang tunggu sementara yang dapat dimanfaatkan penumpang, khususnya penumpang transit, untuk menunggu kapal tujuan berikutnya.
Fasilitas ini, dirasakan betul manfaatnya saat musim arus mudik penumpang pada Hari Raya Idul Fitri dua tahun terakhir.
Ruang menyusui bagi ibu yang memiliki bayi pun disiapkan dengan udara sejuk dan bersih, termasuk fasilitas toilet dan mandi telah dibenahi di terminal penumpang.
Sementara di ruang tunggu terminal penumpang, juga fasilitas kursi dan layanan petugasnya tidak kalah dengan fasilitas di bandara. Terdapat colokan listrik untuk memberikan daya jika telepon seluler dalam kondisi kekurangan daya.
Fasilitas garbarata juga tersedia, sehingga memudahkan penumpang langsung masuk atau keluar kapal tanpa menggunakan tangga manual.
Semua penumpang menggunakan fasilitas garbarata dengan tertib, tidak ada lagi pemandangan penumpang yang berdesak-desakan menyusuri anak tangga sambil membawa barang bawaan sambil menggendong anaknya.
Tiket penumpang pun sudah dalam bentuk boarding pass, layaknya di bandara ketika akan memasuki pesawat. Tentu ini tidak lagi membuka ruang praktik calo-calo yang kerap menawarkan karcis tembak kepada penumpang dengan harga yang tak wajar.
Kawasan ruang tunggu penumpang yang sejuk tertata apik dan bersih, di beberapa sudut ruangan terdapat tempat sampah yang mudah dijangkau penumpang.
Menurut salah seorang penumpang tujuan Ambon, Hasniah kini tidak khawatir lagi naik berdesak-desakan sambil membawa anak kecil ke atas kapal.
Juga tidak perlu khawatir tidak kebagian tempat tidur saat naik kapal Pelni, karena di boarding pass sudah tercantum nomor bed dan lokasi deknya.
Sebelum penggunaan tiket berbasis digital dan terdata satu pintu, penjualan tiket dan bed kerap dipermainkan harganya oleh calo-calo yang beroperasi di kawasan Pelabuhan Makassar.
Dengan berbagai fasilitas layanan yang dihadirkan Pelindo, di usianya yang kedua tahun ini, setelah merger, pengguna jasa layanan dapat menikmati hasil dari usaha bersoleknya Pelindo.
Di sisi lain, juga dititipkan harapan agar kualitas layanan tersebut dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan lagi demi mewujdukan visi dan misi Pelindo sebagai pelabuhan bertaraf internasional.
Ilustrasi suasana Pelabuhan Makassar yang merupakan salah satu pelabuhan kelolaan PT Pelindo. Antara/ HO Pelindo Regional 4
Baca juga: Pelindo Peti Kemas bersiap ubah wajah Pelabuhan Ternate dan Merauke di Papua Selatan
Baca juga: Pelindo Terminal Petikemas perluas area operasi perusahaan