Pekanbaru (ANTARA) - "Asyik kita praktik lagi ya bu?" kata Tiara siswa kelas 5A SDN Kota Pekanbaru.
Dewi Sanita Guru kelas 5A SDN 8 Kota Pekanbaru mengatakan, kelasnya melakukan praktik membuat maket kenampakan alam yang termasuk dalam mata pelajaran IPS pada semester dua tahun ajaran 2022/2023. "Sebelum memulai pembelajaran tatap muka, terlebih dahulu saya melihat materi yang akan diajarkan. Karena di ujung semester saya lihat murid agak kurang semangat dalam belajar, mungkin kemarin lebih banyak membaca dan diskusi, jadi saya punya inisiatif untuk membuat praktik pembelajaran di dalam kelas," jelasnya.
Dewi Sanita lebih menekankan kepada murid untuk lebih aktif dan dapat lebih memahami yang mana kenampakan alam secara alami dan buatan. Untuk itu dibuatlah sesi praktik membuat kenampakan alam dengan menggunakan bahan plastisin (lilin mainan).
"Murid dibuat berkelompok yang terdiri dari 6 hingga 7 orang, diharapkan dengan berkelompok murid bisa bekerjasama sesama murid,” jelasnya.
Dewi menambahkan praktik berkelompok ini merupakan penerapan dari metode MIKIR Tanoto Foundation yaitu mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi, dengan konsep MIKIR murid dapat langsung membuat, berinteraksi, kemudian berkomunikasi dengan sesama murid.
Dewi menceritakan kegiatan ini dimulai dari membentuk kelompok dan menyiapkan alat dan bahan, seperti plastisil berbagai warna, kardus bekas, gunting dan lem. Sebelum praktik terlebih dahulu murid dipersilahkan untuk melihat presentasi dalam sebuah foto dan video seperti apa kenampakan alam.
"Awalnya murid disuruh mengamati presentasi saya berupa foto dan video kenampakan alam seperti apa, kemudian barulah murid mencoba membuat kenampakan alam dari apa yang telah dilihatnya. Murid juga diberi kebebasan untuk berkreasi sendiri tanpa harus mirip atau sama dengan yang sudah dilihat dalam foto dan video tersebut, “ jelas Dewi.
Ada satu kelompok yang bertanya, apakah harus membuat kenampakan alam yang alami seperti gunung, danau, sungai dan laut sesuai dengan foto dan video presentasi Ibu guru.
"Bolehkah kami membuatkenampakan alam buatan seperti kenampakan area bermain?" jelas Angga.
Murid diberi kebebasan kreasi selagi itu masuk ke dalam pembelajaran. Tidak butuh waktu lama proses pembuatan kenampakan alam yang dibuat oleh murid-murid di dalam kelas selesai dalam waktu 2 jam pembelajaran. Walaupun pada awalnya banyak murid yang tidak percaya diri bisa menyelesaikan pembuatan kenampakan alam.
“Saya beri motivasi kepada murid, anak-anak kalau kita tidak memulainya kita tidak akan tahu prosesnya, kita tidak akan tahu bagaimana cara membuatnya, susah atau mudah membuatnya, jangan malu bertanya kepada ibu, ibu akan bantu. Ibu akan keliling setiap kelompok untuk memantau dan membantu kalau ada murid yang mempunyai kendala dalam praktik ini" jelas Dewi.
Itulah peran kita memberikan pemahaman kepada murid bahwa gunanya berkelompok, bukan satu orang saja yang bekerja tapi semuanya harus bekerja. Tugas saya adalah memberikan arahan sehingga murid dapat membagi perannya masing-masing dalam kelompok.
Di akhir pembelajaran saya memberikan penguatan dan melakukan refleksi bersama murid. Murid menuliskan hal-hal yang sudah mereka pelajari, dan yang akan dipelajari lebih mendalam pada pelajaran berikutnya.
"Praktik ini sangat menarik sekali, kami bisa mengetahui seperti apa bentuk dari kenampakan alam secara alami dan buatan. Ibu guru juga memberikan kami untuk berkreasi dalam membuat kenampakan alam ini. Pokoknya asyik dan senang sekali kalau praktik berkelompok," jelas Tiara.
Untuk diketahui Praktik membuat maket kenampakan alam ini termasuk ke dalam pembelajaran berdiferensiasi yaitu merupakan usaha menyesuaikan proses pembelajaran dengan memberikan beragam cara melalui diferensiasi konten, proses, produk serta lingkungan belajar dan asesmen awal untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
SDN 8 Kota Pekanbaru merupakan sekolah mitra Tanoto Foundation dari tahun 2018. “Saya berterima kasih bahwa pelatihan-pelatihan yang diberikan selama ini sangat bermanfaat bagi guru-guru seperti konsep MIKIR, Pengelolaan kelas, umpan balik dan penilaian, perbaikan terus menerus, pembelajaran mandiri dan lestari," jelas Dewi. *
Penulis adalah Dewi Sanita, Guru kelas 5 SDN 8 Kota Pekanbaru.
Berita Lainnya
Tanoto Foundation berbagi praktik baik proyek fasda perubahan 2.0
22 November 2024 15:05 WIB
Tingkatkan literasi numerasi, Tanoto Foundation gelar pertemuan dengan stakeholder di Riau
23 November 2023 15:47 WIB
Tanoto Foundation Kunjungi SDN 13 dan SMPN I Bangkinang Kota
17 October 2023 23:49 WIB
Ikuti KSM tingkat nasional, siswa sekolah mitra Tanoto Foundation raih prestasi
07 September 2023 12:07 WIB
Meningkatkan minat baca di SD Negeri 27 Bantan Bengkalis
03 September 2023 20:05 WIB
TF bersama BPMP Riau sosialisasikan Rapor Pendidikan di Kampar
03 September 2023 0:27 WIB
Indeks SPM pendidikan Kota Pekanbaru terbaik di Riau
25 August 2023 20:35 WIB
BPMP Riau bersama Tanoto Foundation sosialisasi Rapor Pendidikan di Dumai
24 August 2023 13:49 WIB