Gawat, partisipasi belajar Kampar terendah ke-3 se-Indonesia

id Partisipasi,Parrisipasi belajar kampar, sekolah kampar

Gawat, partisipasi belajar Kampar terendah ke-3 se-Indonesia

Penjabat Bupati Kampar jadi narasumber. (ANTARA/dok)

Bangkinang Kota (ANTARA) - Tingkat partisipasi belajar masyarakat di Kabupaten Kampar berada.pada urutan ketiga terendah se-Indonesia.

"Ini menjadi tugas dan tanggungjawab kita bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan,.baik melalui pembangunan sekolah, beasiswa serta mendirikan sekolah paket A,B dan C," kata Penjabat Bupati Kampar Kamsol saat membuka dan sekaligus menjadi narasumber dalam acara diskusi Publik yang diselenggarakan oleh Aliansi Pemuda dan Masyarakat Kampar (APAK) di aula Rumah Dinas Bupati Kampar, Senin.

Dengan demikian, harapan lama sekolah dengan rata-rata lama sekolah suatu daerah yang mesti ditingkatkan, mulai tingkat SD sampai perguruan tinggi, minimal usia lama sekolah 15 tahun atau minimal D3.

Sementara wajib belajar 9 tahun secara nasional, namun baru tercapai wajib belajar 6 tahun. Akan tetapi Alhamdulillah Kampar sudah wajib belajar 9 tahun atau pendidikan SMP.

Kemudian di sektor kesehatan, dia minta RSUD serta Puskesmas-puskesmas terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat.

"Tangani masyarakat yang datang, selesaikan terlebih dahulu apa yang dialami masyarakat. Karena semua masyarakat menjadi tanggung jawab kita bersama," terangnya.

Pada bidang ekonomi, pemerintah Kabupaten Kampar mencari strategi dengan cepat masuk sektor pertanian khususnya sektor padi, perikanan serta jagung untuk membangkitkan keterpurukan ekonomi akibat pandemi COVID-19 selama tiga tahun belakangan ini.

Upaya dalam pemulihan tersebut, Kampar kembali meningkatkan sektor pertanian padi 100 persen melalui sistem IPAT-BO yang hemat air, hemat bibit serta hemat pupuk.

Dalam diskusi bertemakan Sinegritas Pemerintah dengan Pemuda untuk kemajuan Kampar dari Aspek Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi Kamsol menjelaskan berbagai langkah untuk mempercepat proses pembangunan di Kabupaten Kampar.

Semua itu dijelaskannya menjawab pertanyaan dari audiens tentangan bagaimana mewujudkan harapan percepatan pembangunan di desa terkait infrastruktur, pembangunan sekolah, serta persoalan jaringan internet di daerah terisolir serta bidang ekonomi.