Komisi V DPRD Riau kolaborasi sama Pemda Kampar soal pendidikan dan kesehatan

id Kolaborasi,Dprd riau, pemkab kampar, bupati kamsol

Komisi V DPRD Riau kolaborasi sama Pemda Kampar soal pendidikan dan kesehatan

Penjabat Bupati Kampar Kamsol bersama Komisi V DPRD Riau saat penyerahan plakat. (ANTARA/dok)

Bangkinang Kota (ANTARA) - Komisi V DPRD Provinsi Riau datang menemui Penjabat Bupati Kampar Kamsol, Jumat, dalam rangka sinergi dan kolaborasiterkait permasalahan kesehatan dan pendidikan yang terjadi di kabupaten itu.

Penjabat Bupati Kampar Kamsol menerima para wakil rakyat ini dengan menjawab satu persatu persoalan yang disampaikan berkaitan dengan sharing budget dan program kesehatan dan pendidikan.

Kamsol menjelaskan tentang kondisi Kampar dan sederet permasalahannya sejak awal ia menjadi Penjabat Bupati Kampar.

Dia telah menjalankan amanah dari Presiden RI Joko Widodo soal Penyerapan APBD dan APBN, pemulihan ekonomi dengan membangun dan mengembangkan UMKM serta membentuk forum dan koperasi sebagai wadah bagi pelaku usaha.

Selain itu juga disampaikan soal langkah mengantisipasi kerawanan pangan dengan melakukan penanaman padi dan mem-branding beras Kampar merek Ulu Kasok hingga persoalan peran Ninik Mamak dan kendala pelaksanaan pembangunan yang menjadi pesan khusus dari Gubernur Riau Syamsuar.

Ketua Komisi V RobinP Hutagalungberharap dengan adanya kerjasama dengan Pemda Kampar dua persoalan itu dapat diatasi secara maksimal.

Anggota Komisi V Sofyan Siraj menyampaikan tentang harapannya terhadap pembangunan Islamic Center Bangkinang yang menjadi ikon di Kabupaten Kampar sebagai negeri serambi Mekkah Provinsi Riau.

Dia sangat berharap agar dapat betul-betul diperhatikan dan juga ia menyampaikan soal beasiswa bagi mahasiswa yang kuliah di Universitas Pahlawan Bangkinang agar mendapatkan dukungan Pemda Kampar.

Sofyan juga sangat mendukung peran dan fungsi adat Tali Bapilin Tigo, Tigo Tungku Sajoghangan. "Ini sangat menarik, saya yakin semua persoalan yang dihadapi masyarakat serta lahan dapat terselesaikan dengan cepat dan baik dengan melibatkan Ninik Mamak dan adat Kampar.

Sementara itu Ade Hartati dan Eva Yuliana menyampaikan soal permasalahan banyaknya anak putus sekolah dan tidak bersekolah atau tidak menerapkan wajib belajar 9 tahun.

"Begitu banyak terjadi di Kecamatan Siak Hulu anak putus sekolah, tidak bersekolah bukan karena mereka tidak mampu akan tetapi kesadaran akan pentingnya pendidikan sangat kurang juga dipengaruhi kebiasaan dari orang tua yang terlalu memanjakan mereka, sehingga banyak diantara mereka kawin muda," terang kedua politisi ini.

"Saya mohon kepada bupati Kampar dapat mencarikan solusi dari masalah ini," kata Ade.

Di bidang kesehatan, Ade meminta agar Pemda Kampar juga konsisten dengan sharing budget bersama Pemprov Riau agar tidak menurunkan anggaran biaya bidang kesehatan ini.

Menurutnya, pengurangan anggaran ini menghambat masyarakat yang mau rujukan karena dana habis.

Eva Yuliana meminta Pemda Kampar dapat meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan menyarankan soal rencana pembangunan kembaliWater front city agar bisa diwujudkan dan dia juga menyampaikan salut kepada bupati bisa tinggal di rumah dinas Bupati Kampar.