Baru tiga kecamatan di Siak miliki jamban 100 persen

id Jamban, Siak, kecamatan

Baru tiga kecamatan di Siak miliki jamban 100 persen

Wakil Bupati Siak Husni Merza dan Kadis Kesehatan Siak, Toni Chandra usai FGD Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Siak Menuju SBABS di Siak, Kamis (28/7/2022). (ANTARA/HO-Pemkab Siak)

Siak (ANTARA) - Wakil Bupati Siak Husni Merza mengungkapkan di daerahnya baru ada tiga kecamatan yang sudah 100 persen seluruh rumahnya memiliki jamban atau sudah menjalankan gerakan stop buang air besar sembarangan (SBABS).

Pada acara Fokus Group Discussion (FGD) terkait Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, Siak menuju SBABSdi Siak, Kamis, Wabup Husni menyatakan ketiga kecamatan itu adalah Dayun, Lubuk Dalam dan Kerinci Kanan.

Berdasarkan data bulan Juni 2022, di Kabupaten Siak sendiri masih ada 1.226 keluarga yang belum mempunyai jamban sehat, yang tersebar di beberapa kecamatan.

"Sekitar 66 kampung/kelurahan atau 50,36 persen yang sudah SBABS di Kabupaten Siak," katanya.

Dia mengatakan untuk mendukung penerapan SBABS di seluruh kecamatan tersebut, Pemerintah Kabupaten Siak membantu dari segi peningkatan kapasitas. Juga penyusunan strategi, pengelolaan program serta dukungan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Siak.

Untuk tahun 2022 ini, 1.226 keluarga itu sudah mendapatkan jamban sehat dalam waktu satu bulan ke depan sudah ada progres yang dijalankan.

"Saya harap kepada para camat, kepala pusat kesehatan masyarakat dan pihak-pihak lainnya, agar dalam waktu satu bulan ke depan sudah ada progres yang dijalankan, jika tidak kita akan kumpul dan bicarakan lagi," pesannya.

Pemerintah melalui lanjutnya melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Negara 2020-2024 dan RPJM Daerah kabupaten Siak 2021-2026 sudah mengamanatkan. Bahwa di akhir RPJMN dan RPJMD, layanan dasar air minum dan Sanitasi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat Indonesia khususnya Kabupaten Siak.

"Di tahun 2026, nanti kita harapkan seluruh masyarakat Kabupaten Siak, baik yang tinggal di perkotaan maupun di pedesaan/kampung, sudah memiliki akses terhadap sumber air yang aman dan fasilitas sanitasi yang layak," harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Siak, Toni Candra mengatakan pemenuhan akses sanitasi dasar masih menjadi masalah yang berdampak pada buruknya kesehatan masyarakat.

Menurut laporan World Health Organization, Indonesia menduduki peringkat ke-3 dengan sanitasi terburuk setelah India dan China.

"Dengan buruknya sumber air dan juga sanitasi, dapat menyebabkan penyakit menular. Sumber air buruk dan juga sanitasi yang buruk, dapat mengganggu tumbuh kembangnya sehingga bisa menyebabkan stunting pada anak untuk ke depannya," ujar Toni.