Jakarta (ANTARA) - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk akan terus mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengombinasikan infrastruktur pipa dan luar pipa (beyond pipeline).
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Achmad Muchtasyar dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, mengatakan gas bumi memiliki peran penting sebagai salah satu penyangga energi nasional sampai 2050.
"Subholding Gas Pertamina, PT PGN Tbk akan memfokuskan utilisasi gas bumi untuk domestik dengan mengembangkan dan mengombinasikan infrastruktur pipa dan beyond pipeline pada sektor industri, rumah tangga, UMKM, pembangkit listrik, dan transportasi," katanya.
Achmad menjelaskan berdasarkan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN), terindikasi tujuh lokasi kawasan ekonomi khusus (KEK) baru yang menjadi potensi pengembangan jaringan gas bumi nasional.
"Pengembangan infrastruktur gas bumi akan diselaraskan dengan rencana pengembangan kawasan industri (KI) dan infrastruktur pendukung KI. Kami melakukan joint study dengan pengelola KI untuk memetakan potensi kebutuhan gas bumi di dalam KI. Tidak menutup kemungkinan untuk sinergi dengan grup BUMN lain," ujarnya.
Menurut Achmad, tantangannya adalah belum tersedia infrastruktur gas bumi yang merata di lokasi potensial KI baru, terutama Sumatera bagian tengah dan Indonesia bagian tengah-timur.
"Kemudian, terdapat proyek regasifikasi refinery milik Pertamina Group. Salah satunya proyek di GRR Tuban terletak 55 km dari pipa Gresik-Semarang. Kilang PRPP (Tuban) telah menyediakan lahan dan akan membangun jetty untuk sandar kapal besar, termasuk incoming LNGC, sehingga LNG akan lebih feasible menggunakan LNG land based," ujarnya.
PGN juga turut andil dalam proyek small land based-LNG regasification Terminal di RU V Cilacap dan pembangunan pipa Senipah-Balikpapan 20 inci sepanjang 78 km ke RU V Balikpapan. Sementara, untuk regasifikasi pembangkit listrik sedang dikebut di 10 lokasi Nusa Tenggara dan Sulawesi Tenggara.
Menurut dia, portofolio bisnis PGN terus ditingkatkan dengan ke depan akan fokus pada bisnis LNG trading and retail. Dua proyek yang akan dikembangkan yaitu Jambaran Tiung Biru melalui mini-LNG plant berkapasitas 2,5 BBTUD dan LNG Bunkering Bontang.
"Hal ini menjadi titik untuk bisnis yang sangat challenging ke depan, supaya PGN bisa lebih kuat dan lebih sustain. Pertumbuhan terbesar berasal dari segmen rumah tangga dengan rencana penambahan satu juta rumah tangga per tahun," ujar Achmad.
Menurut dia, segmen kelistrikan, industri dan ritel tetap menjadi backbone demand terbesar Subholding Gas, yang mana sinergi dilakukan untuk penyediaan gas bagi kilang dan smelter, serta adanya terobosan dalam penyediaan moda nonpipa ritel serta LNG trading.
Baca juga: Tiga proyek Subholding Gas Pertamina tekan emisi karbon lima juta ton/tahun
Baca juga: Pemerintah terus dorong pengembangan gas bumi sebagai jembatan transisi energi
Berita Lainnya
Puluhan legislator AS desak Joe Biden halangi serangan Israel ke Rafah
03 May 2024 13:05 WIB
KSAU dan Prabowo Subianto bahas hal penguatan pertahanan udara
03 May 2024 12:17 WIB
Masyarakat Indonesia didorong lebih banyak konsumsi teh tanpa pemanis
03 May 2024 12:10 WIB
Sejumlah hal yang perlu diketahui soal metode perawatan kulit Sandwich Retinol
03 May 2024 12:01 WIB
MUI minta ICC untuk tidak ragu dalam menangkap PM Benjamin Netanyahu
03 May 2024 11:44 WIB
Indonesia turunkan kekuatan terbaik hadapi Thailand di perempat final Piala Uber 2024
03 May 2024 11:35 WIB
500 jasad tahanan warga Palestina masih ditahan Israel
03 May 2024 11:23 WIB
Mendagri nyatakan Pilkada Serentak 2024 tak dipercepat ke September
03 May 2024 10:52 WIB