Stok menipis, Pekanbaru koordinasi terkait cabai keriting dengan sentra penghasil

id Cabai,Stok, menipis, Pekanbaru, bakal, koordinasi,terkait, cabai,keriting, dengan, sentra, penghasil

Stok menipis, Pekanbaru koordinasi terkait cabai keriting dengan sentra penghasil

Aktifitas di sebuah pasar tradisional Pekanbaru menunjukkan harga cabai keriting naik tajam Rp80 ribu per kilogram, Pekanbaru, Jumat (10/6/2022). (ANTARA/Vera Lusiana)

Pekanbaru (ANTARA) - Seperti mengulang tren harga cabai 2021 silam, tahun ini harga cabai keriting kembali mengalami lonjakan luar biasa hingga menembus Rp100 ribu per kilogram di sejumlah pasar tradisional Pekanbaru, bahkan cabai rawit merah atau dikenal cabai setan sudah menembus Ro120 ribu per kilogram.

Gelombang permintaan yang tinggi bertemu dengan stok yang menipis di saat yang sama membuat harga melonjak seperti berlakunya hukum demand dan supply, demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota PekanbaruMuhammad Firdaus di Pekanbaru, Senin.

Firdaus sejauh ini menilai kenaikan harga cabai keriting di Pekanbaru dikarenakan pola konsumsi masyarakat setempat yang meminati cabai keriting jenis Bukittinggi lebih besar ketimbang cabai Medan, dan asal Jawa yang rasanya kurang pedas, sementara cabai Bukittinggi stoknya kini sedang menipis akibat produksi yang berkurang.

"Ya warga kita kalau gak pakai cabai Bukittinggi gak pedas katanya," kata Firdaus.

Tetap tingginya minat akan cabai keriting asal Bukittinggi, sementara stok menipis membuat harga melambung dari normalnya Rp40 ribu menjadi Rp100 ribu.

Maka guna menyelesaikan gejolak harga ini Distanak segera akan koordinasi dengan Distanak Kota Bukittinggi apa solusi terbaik.

"Kita ada hubungan dagang dengan sentra produksi maka akan kita bahas apa solusinya," kata dia.

Sementara itu berdasarkan data yang diperoleh oleh ANTARA dari Distanak Pekanbaru, masyarakat setempat menghabiskan lima ton cabai keriting setiap hari dalam memenuhi kebutuhan bumbu masakan.

Ini terjadi karena cabai sebagai bumbu utama aneka masakan yang disajikan restoran, rumah makan, termasuk rumah tangga dan selera masyarakat Pekanbaru selalu harus pedas.

Dengan demikian penduduk Pekanbaru membutuhkan cabai keriting kurang lebih 1.800 ton per tahun.

Sementara sejauh ini Kota Pekanbaru mampu menghasilkan 1.260 ton cabai keriting per tahun dari pertanian yang ada.