Beberapa negara di Timur Tengah umumkan longgarkan pembatasan COVID-19

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,timur tengah

Beberapa negara di Timur Tengah umumkan longgarkan pembatasan COVID-19

Orang-orang mengunjungi Selat Bosphorus di Istanbul, Turki, pada 11 Februari 2022. (Xinhua/Shadati)

Jakarta (ANTARA) - Beberapa negara di Timur Tengah mengumumkan pelonggaran terhadap langkah-langkah pembatasan COVID-19 mengingat situasi yang semakin membaik.

Menteri Kesehatan Turki Fahrettin Koca pada Rabu (2/3), mengatakan bahwa negaranya telah memasuki fase baru dalam perang melawan pandemi, yang saat ini jauh lebih sedikit memengaruhi kehidupan sosial daripada sebelumnya.

Pertempuran melawan virus corona di Turki akan bergantung terutama pada vaksin, dan warga tanpa gejala tidak akan dites, katanya.

Baca juga: Media Turki gosipkan Cilegon FC akan boyong Mesut Ozil

Persyaratan memakai masker di luar ruangan dicabut, sementara masker tidak akan diwajibkan di dalam ruangan ketika terdapat cukup ventilasi.

Sementara itu, Israel telah membuka perbatasannya untuk wisatawan mancanegara yang belum divaksinasi COVID-19 sejak 1 Maret, ungkap Kementerian Kesehatan Israel.

Sebelumnya, negara itu menutup gerbangnya bagi seluruh wisatawan pada Maret 2020.

Perubahan lain yang mulai berlaku pada hari yang sama adalah membebaskan warga Israel dari menjalani tes PCR sebelummenaiki pesawat, tetapi hanya akan dilakukan setelah mendarat di Israel.

Baca juga: Berbagai produk kerajinan tangan Indonesia dipamerkan di Turki

Tidak jauh berbeda dengan Israel, Yordania juga membatalkan persyaratan tes PCR untuk semua penumpang yang tiba sejak 1 Maret, dan tes PCR tidak lagi diperlukan bagi mereka yang hendak menghadiri konser, pernikahan, atau pertemuan, menurut Kementerian Kesehatan Yordania.

Di Tunis, kapasitas penerimaan di ruang terbuka meningkat menjadi 100 persen dengan adanya paspor vaksin sejak 1 Maret, sementara kapasitas penerimaan di ruang tertutup juga akan ditoleransi 100 persen mulai 1 April, menurut Kementerian Kesehatan Tunisia.

Pewarta: Xinhua