Pekanbaru (antarariau.com) - Swiittt...swiittt, beberapa pemuda memberi sinyal "iri" pada sepasang anak manusia tidak lagi muda yang berjalan sambil bergandeng tangan. Manyun-manyun, keduanya tersenyum malu-malu. Lalu, pria muda berkaos hitam mengenakan topi ala "rapper" berbisik; "gua minta nomor atau pin BB cewek itu dong."
Logat bahasa "loe- gua" ala Jakarta, memang ngetrend' diberbagai wilayah tanah air. "Wabah" bahasa gaul itu, kini telah merasuki gaya komunikasi para kawula muda "Kota Bertuah". Pandangannya, bisa positif namun kini juga bisa negatif. "Jakarta kebanjiran," kata (Alm) Benyamin S, pelawak kawakan dalam syair lagunya berjudul "Kompor Meleduk".
Peristiwa ini tidak hanya dalam syair lagu "jadul" sang legendaris, namun telah menjadi kenyataan pahit yang harus diterima para korban penghuni Ibukota Negara itu.
Jakarta terendam, Jakarta lumpuh, korban meninggal bertambah, dan lain-lain. Demikian ungkapan miris yang ditonjolkan pada judul diberbagai media nasional.
Sampai-sampai, seorang Kepala Biro Perum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) ANTARA Wilayah Riau, Maswandi, harus rela meninggalkan kegiatan dan pekerjaannya di Pekanbaru untuk membantu keluarga di Jakarta yang tengah dalam kesulitan.
"Rumah saya terendam banjir. Kabarnya datang mendadak. Awalnya pagi, air masih semata kaki. Namun karena tanggul jebol, terakhir air merendam rumah hingga lebih sepinggang," kata Maswandi, Jumat (18/1), sembari izin untuk tidak bisa hadir diacara "Jalan Santai dan Pemeriksaan Kesehatan Gratis Bersama ANTARA 75 Tahun".
Kegiatan ini merupakan rangkaian dalam memeriahkan acara HUT Perum LKBN ANTARA ke 75 setelah sebelumnya juga telah dilaksanakan kegiatan "Anugerah Hijau Jilid II".
Kabiro meninggalkan kegiatan spektakuler yang pertama diselenggaran oleh sebuah kantor berita kebanggaan negeri ini demi cintanya terhadap keluarga. Namun ia berpesan; "Acar ini harus sukses dan berjalan lancar. Semuanya dikoordinasikan dengan baik dan semangat."
Pesan semangat berbalut duka itu membangkitkan gairah yang sesaat sebelumnya sempat dilanda kepanikan, ling-lung. "Bagaimana ini, bagaimana itu."
Hemmm.... akhirnya kegiatan tetap dilaksanakan dengan semangat tim yang kuat. Tetap tersenyum... Jeprett... lensa kamera mulai bekerja merekam kegiatan riuh-riuh penun cinta.
Minggu (20/1), sekitar pukul 06.20 WIB ragam manusia berbagai kalangan mulai berdatangan. Semuanya mengenakan pakaian seragam merah putih, yang menjadi warna khas bangsa ini, lekat pada "tubuh" Perum LKBN ANTARA.
Kebahagiaan
Para peserta "Jalan Santai ANTARA" hampir seluruhnya menampangkan paras kebahagiaan. Tetap tersenyum menyapa, meski acara ini sedikit molor dari jadual yang telah ditetapkan panitia sebelumnya.
"Bagi saya tidak ada masalah karena kegiatan ini adalah kegiatan untuk menyemangati hidup sehat. Sehat, harus tetap semangat," kata Rundistiya, seorang peserta wanita yang datang melibatkan sekelompok kaum 'hawa' lainnya, para tetangga.
Wajah bahagia juga "terpancar" dari Rinaldi. Datang sendirian, baginya tidak menjadi masalah, karena menurutnya, sehat itu penting dan mahal. Tak sebanding dengan kejenuhan. "Jadi untuk apa jenuh."
Berlandaskan kebahagiaan para peserta yang terus "membanjiri" Jalan Gajah Mada, Pekanbaru, tempat pemusatan acara, maka panitia tidak ada alasan untuk pesimis. "Tetap semangat, yakin kebahagiaan awal dari keceriaan pertanda keberhasilan.
Namun kebahagiaan, keceriaan tidak akan lengkap tanpa cinta. Namun tidak perlu jauh-jauh untuk mencari cinta, pada kegiatan ini, ANTARA secara tidak langsung juga menyajikan "arena cinta".
Hal itu dibuktikan dengan banyaknya pasangan muda-mudi saling akrab dan saling berkenalan. "Benih-benih" rasa dan perasaan aneh itu pun tumbuh dengan sendirinya.
Start..., jalan santai ANTARA dimulai dengan kebahagiaan, keceriaan hingga taburan "benih-benih cinta."
Berbagi Hadiah
Sebuah acara atau event, memang tidak lengkap tanpa taburan hadiah sebagai perangsang kesuksesan acara tersebut.
Untuk itu, ANTARA Biro Riau juga menyajikan ragam hadiah menarik pada kegiatan pemuncaknya. Satu unit kendaraan sepeda motor disediakan sebagai hadiah utama. Kemudian, ada pula televisi, kulkas, mesin cuci, kipas angin, payung, dan lain-lain.
Ragam hadiah menarik inilah yang ditunggu-tunggu ribuan peserta itu. Siapa mau mesin cuci..? rezeki ini diraih oleh seorang ibu rumah tangga berkacamata yang memaksa panitia untuk mengantarkan barang berharga itu ke rumahnya di Jalan Harapan Raya. Penat.. namun tetap semangat...!
Para peserta yang belum beruntung, mencoba untuk menyalurkan bakat dengan berjoget ria, diiringi lagu dan musik dangdut. Goyang mang.... sang biduan menari-nari menyemangati ribuan peserta kala itu.
Jeprettt..., lensa kamera kembali merekam kegiatan penuh bahagia, ceria dan penuh cinta ini hingga dipenghujung acara yang sukses.