Pekanbaru, (antarariau.com) - Nelayan Malaysia dituding kerap mencuri ikan di perairan Kabupaten Rokan Hilir, Riau, sehingga mendatangkan kerugian yang sangat besar bagi hasil kekayaan laut Nusantara dan berimbas negatif terhadap nelayan lokal.
"Parahnya, informasi dari kalangan nelayan lokal menyebutkan pencurian ikan oleh nelayan Malaysia bahkan dengan menggunakan peralatan yang canggih," kata seorang pemuka masyarakat di Kecamatan Pasir Limau Kapas, Rokan Hilir, saat dihubungi via telepon, Kamis.
Menurut dia, pencurian ikan tersebut menyebabkan kerugian yang sangat besar, khususnya bagi kalangan nelayan lokal yang keseharian menggantungkan hidup dari pencarian ikan di laut.
Kekayaan botani berupa ikan dari berbagai jenis di wilayah Kecamatan Pasir Limau Kapas saat ini diperkirakan tinggal sekitar 20 ribu ton per tahun.
"Jumlah tersebut merupakan data resmi dari pihak kecamatan, belum termasuk data hasil curian yang dilakukan pelaku 'illegal fishing', yang diyakini jauh lebih besar lagi," katanya.
Dihubungi terpisah, Camat Pasir Limau Kapas, Idris, mengatakan, keresahan para nelayan lokal tersebut menjadi dilema bagi pihaknya.
"Setiap bulan bahkan selalu saja ada laporan tentang pencurian ikan yang dilakukan para nelayan berbendera Malaysia. Kondisi ini sangat miris," katanya.
Hal itu karena kerugian selalu membayangi para nelayan lokal, dimana untuk tahun 2011 saja, angka pasti hasil tangkapan ikan oleh nelayan menurun drastis.
Benar, demikian Idris, per tahunnya perairan Pasir Limau Kapas rata-rata kini menghasilkan kurang lebih 20 ribu ton ikan.
Namun jumlah ini menurut dia jauh lebih kecil dibandingkan dengan hasil curian yang dilakukan oleh para nelayan asing setiap harinya.
"Jumlahnya bisa menyamai bahkan melebihi jumlah tangkapan ikan para nelayan lokal. Jika dibiarkan tanpa ada tindakan, maka hasil laut di sekitar perairan ini akan habis," katanya.
Untuk diketahui, bahwa kekayaan hasil laut di Perairan Pasir Limau Kapas berupa ratusan bahkan ribuan jenis ikan setiap harinya selalu di pasarkan hingga ke Tanjung Balai Asahan, Labuhan Batu, dan kabupaten lain di Provinsi Sumatera Utara.
Pasir Limau Kapas juga melayani penjualan ikan ke Pekanbaru dan negara tetangga termasuk Malaysia.
"Setiap hari nelayan Pasir Limau Kapas selalu mencukupi dan memenuhi kebutuhan ikan di Pekanbaru, beberapa kabupaten di Sumut, bahkan Malaysia. Namun kondisinya, setiap tahun pasokan selalu menurun akibat hasil tangkap yang terus berkurang," katanya.
Berita Lainnya
Nelayan Indonesia bantu cari kapal Malaysia yang hilang di laut Natuna
14 January 2023 13:29 WIB
Nelayan di perbatasan Malaysia-Singapura diingatkan harus waspada cuaca ekstrem
23 December 2022 12:21 WIB
Satu orang nelayan asal Kepri dipulangkan dari Malaysia melalui Entikong
28 September 2022 14:44 WIB
Tiga nelayan Aceh dari Malaysia dipulangkan usai 10 hari karantina COVID-19
06 January 2022 19:15 WIB
Bakamla-MKN Malaysia bahas penerapan kesepakatan penanganan nelayan tersesat
01 December 2021 18:09 WIB
KKP berhasil membebaskan lima nelayan Indonesia yang ditangkap aparat Malaysia
10 May 2021 10:30 WIB
Kosumsi sabu, nelayan Malaysia kembali ditahan
25 June 2020 20:49 WIB
PN Bengkalis vonis bebas tiga nelayan Malaysia
23 June 2020 22:56 WIB