Pekanbaru, (antarariau) - PT Permodalan Nasional Madani meluncurkan program pengembangan kapasitas usaha klasterisasi industri usaha kecil dan mikro keripik nenas di Desa Kuala Nenas, Kabupaten Kampar, Riau, Kamis.
Peluncuran program itu ditandai dengan penandatanganan Ikrar Kerja Sama antara perajin nenas, Bupati Kampar Jefri Noer, dan Direktur Bisnis I PNM Lintang Nugroho.
"Industri potensial seperti ini perlu pengembangan teknologi, marketing dan pendanaan agar pendapatan petani dapat meningkat yang nantinya juga menambah sumber dana lewat pajak untuk daerah," kata Lintang.
Ia menjelaskan, PNM menilai keripik nenas sangat potensi untuk dikembangkan melalui program kelompok atau klaster. Desa Kualu Nenas di Kecamatan Tambang telah lama menjadi sentra penghasil buah manis itu di Kabupaten Kampar, bahkan di Riau.
Potensi perkebunan nenas di Kecamatan Tambang mencapai 1.550 hektare (ha), sekitar 4,3 juta pohon, dengan total produksi mencapai 2.150 ton per tahun. Dari jumlah itu, lanjutnya, sekitar 1.050 ha berada di Desa Kualu Nenas dengan total produksi 1.456 ton per tahun atau rata-rata 121 ton per bulan.
Menurut dia, melalui pendekatan klaseter PNM merancang serangkaian pelatihan dan pembinaan untuk jangka waktu sekitar satu tahun. Pada tahap awal pembinaan telah mengetahui berbagai potensi dan kendala yang dihadapi para perajin keripik nenas. Dalam hal ini, PNM turut menggandeng Fakultas Pertanian Universitas Riau.
"Tahapan pembinaan selanjutnya akan dilakukan berupa penguatan kelompok dan dilanjutkan dengan dengan serangkaian pelatihan yang meliputi motivasi usaha dan kewirausahaan, manajemen keuangan rumah tangga, manajemen kelompok dan dinamika kelompok, strategi harga dan kanal distribusi, serta teknik pengemasan," katanya.
Selain itu, ia menambahkan, PNM juga akan membantu dalam hal standarisasi produksi, pengembangan pasar, operasional kelompok dan koperasi dan bantuan "mockup" kemasan.
Bupati Kampar Jefri Noer dalam sambutannya mengaku menyambut baik kerja sama yang dijalin dengan PNM untuk pengembangan agroindustri nenas Kampar.
"Saya berharap setelah ini ada pembentukan kelompok tani khusus produksi buah nenas, kelompok khusus pengolahan, dan koperasi yang tugasnya memasarkan produk," ujar Jefri Noer.
Ia menyatakan Pemkab Kampar siap membantu pendanaan melalui program pinjaman bergulir untuk mengatasi perajin yang kesulitan modal.
Selain itu, ia juga menginstruksikan perangkat desa, camat hingga kepala dinas terkait untuk proaktif dalam membantu pengembangan industri klaseter keripik nenas.
"Jangan terlalu banyak cerita tapi aplikasinya kurang, akibatnya masyarakat Kampar tetap miskin. Untuk kepala dinas jangan banyak cerita, selesai di ruangan saja, yang penting aplikasinya," kata Jefri Noer.