Dua kali rumahnya terbakar, pengusaha Keripik Blado Kampar ini terus bangkit berusaha

id Nurjanah, keripik kampar

Dua kali rumahnya terbakar, pengusaha Keripik Blado Kampar ini terus bangkit berusaha

Rumah Nurjanah yang terbakar. (ANTARA/dok)

Pekanbaru (ANTARA) - Habis terbakar, terbakar lagi, cobaan bertubi-tubi menghampiri pengusaha keripik balado di Bangkinang. Dua kali rumah sekaligus tempat usahanya habis terbakar.

Nurjanah, seorang pengusaha kuliner yang terbilang sukses menembus tingkat nasional dengan produk rumahan yang dibuatnya harus jatuh bangun untuk mengembangkan usahanya seperti kerupuk ubi balado, stik kentang, salai pedas, berbagai jenis minuman cocktail dan lainnya.

Rumah yang disewa sekaligus tempat usahanya terbakar lagi pada 25 Juni 2024. "Rumah kami terbakar kembali, saat itu tabung gas bocor, hingga meledak dan menghabiskan seisi rumah. Tidak satupun peralatan usaha dan barang-barang di rumah dapat diselamatkan," tuturnya bercerita tentang kejadian itu.

Saat kebakaran terjadi, Ia sudah menjerit-jerit minta tolong namun ketika itu di lingkungan sekitar rumahnya sepi. Para penduduk disana umumnya adalah pegawai sehingga mereka tidak di rumah.

Mengalami itu, Janah sempat pingsan dan baru kemudian mobil Pemadam Kebakaran datang ke lokasi untuk memadamkan api agar tidak merembet ke rumah tetangga.

Sebelumnya rumah kontrakan yang pertama disewanya di Perumahan Bukit Indah terbakar saat Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif RI berkunjung ke Desa Koto Mesjid Kecamatan XIII Koto Kampar pada 11 September 2021 dalam rangka penilaian 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), rumahnya habis dilalap api. Seluruh peralatan usahanya tak bersisa. Ketika itu ia sedang tidak di rumah, ia tengah sibuk mengikuti pameran produk UMKM kreatif saat kunjungan Sandiaga Uno itu. Entah apa sebab kebakaran itu muncul sampai saat ini tidak diketahui pasti.

Ketika itu Sandiaga Uno memborong produk UMKM milik Nurjanah yang mengalami musibah di Jalan Cik Ditiro, Kecamatan Bangkinang Kota Kabupaten Kampar yakni stik ikan patin, kripik balado, stik kentang senilai Rp900 ribu.

Belum hilang dari ingatannya peristiwa memilukan atas kebakaran yang terjadi itu. Sembilan bulan setelahnya musibah datang kembali menimpa dirinya. Anak ketiganya yang berumur 11 tahun mengalami kecelakaan di lokasi yang tidak jauh dari rumahnya. Tengkorak kepalanya harus dioperasi dua kali. Bukan sedikit ia memerlukan duit untuk semua itu, namun kejadian demi kejadian ia lalui dengan perasaan sangat menyedihkan.

Kendati demikian, semangatnya untuk tetap berdiri membangun usahanya masih dilakoni dengan penuh kesabaran atas dorongan semangat yang diberikan oleh orang-orang yang memiliki empati terhadap dirinya. Ia bersama suaminya dengan penuh kesabaran mengembangkan usahanya itu tertatih-tatih. Sebab untuk memenuhi semua kebutuhan hidup mereka bersama enam orang buah hati mereka, maka semangatnya tak boleh padam.

"Dengan kejadian ini, tak bisa saya ungkapkan lagi, hati dan perasaan saya hancur sehancur-hancurnya. Sempat terpikir dalam diri saya untuk lari dari kenyataan, pergi jauh agar dapat melupakan kejadian demi kejadian yang menimpa kami itu," ucapnya dengan suara terbata-bata saat ditemui belum lama ini.

Dengan suara lirih, ia berucap "Mengapa ini saya alami, begitu besar cobaan ini. Allah memberikan cobaan bertubi-tubi kepada kami. Yah, mudahan Allah SWT memberikan yang terbaik, mungkin itu bukan rezeki kami," ujarnya.

Saat ini, pasca kebakaran yang kedua kalinya itu, ia bertemu dengan orang yang baik hati. Meminjamkan rumahnya untuk tempat tinggal ia sekeluarga. Lokasinya juga tidak jauh dari sebelumnya, masih di Cik Ditiro.

Dengan semangat yang diberikan oleh para sahabat dan orang-orang yang baik dengannya ia kembali bangkit mengembangkan usahanya. Bermodalkan bantuan pinjaman peralatan dari mereka itu. Janah mulai lagi dari nol.