RAPP Bantu Cegah PON Riau Terganggu Asap

id rapp bantu, cegah pon, riau terganggu asap

Pekanbaru, (antarariau) - Perusahaan industri kehutanan PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) siap mengerahkan Tim Terpadu Reaksi Cepat untuk memadamkan kebakaran lahan di Provinsi Riau, untuk mencegah agar pelaksanaan PON XVIII pada September mendatang tidak terganggu asap sisa kebakaran hutan dan lahan.

"Tim terpadu reaksi cepat RAPP melakukan pengawasan intensif untuk mitigasi ancaman kebakaran lahan dan hutan," kata Direktur RAPP Kusnan Rahmin, di Pekanbaru, Selasa.

Hingga kini kebakaran lahan dan hutan masih menjadi ancaman serius bagi Provinsi Riau karena selain kerusakan lingkungan, juga asap sisa kebakaran kerap mengganggu kesehatan dan aktivitas masyarakat. Kondisi tersebut menjadi kekhawatiran pemerintah daerah, apabila asap kebakaran dapat mengganggu pelaksanaan PON XVIII dan mempermalukan Riau selaku tuan rumah.

Menurut Kusnan, ancaman serius yang menyebabkan terjadinya kebakaran pada hutan berasal dari konversi lahan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab pada saat membuka lahan. Untuk memitigasi ancaman ini, lanjutnya, Tim Terpadu Reaksi Cepat RAPP melakukan pengawasan intensif.

"Terhadap ancaman kebakaran dan melakukan patroli darat dan udara untuk merespon setiap adanya api yang mengancam tanaman yang berada di perbatasan," katanya.

Ia mengatakan perusahaan itu telah menjadi anggota "Fire Management Actions Alliance" yang dikoordinasikan oleh FAO sejak Mei 2007. RAPP juga membentuk kelompok Masyarakat Peduli Api di desa sekitar area konsesi berupa kelembagaan, bantuan infrastruktur, dan pelatihan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap bahaya kebakaran.

"RAPP telah berinvestasi untuk peralatan pengelolaan hutan tanpa bakar serta pelatihan pencegahan kebakaran. Bahkan kami melakukan pelatihan masyarakat sekitar untuk mengetahui bagaimana cara-cara pencegahan kebakaran sekaligus mengkampanyekan no burn policy," katanya.

Sebelumnya, Rakor Tingkat Menteri di Pekanbaru pada Juli lalu membahas dengan serius untuk mengatasi masalah kebakaran hutan dan lahan yang dapat mengganggu pelaksanaan PON XVIII pada September.

Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Dody Kuswandi, saat itu mengatakan potensi kebakaran lahan di Pulau Sumatera pada saat pelaksanaan PON cukup tinggi mengingat bulan Agustus, September hingga Oktober merupakan waktu klimaks musim kemarau.

Untuk mengantisipasi hal terburuk, Dody mengatakan BNPB sudah menyiapkan beberapa strategi pemadaman kebakaran lewat darat dan udara. Khusus pemadaman lewat udara, BNPB akan berkoordinasi dengan BPPT untuk melakukan hujan buatan. Selain itu, BNPB juga akan menyiagakan empat helikopter dilengkapi "bambi bucket" untuk menampung 500 liter air.

Helikopter itu akan disiagakan beberapa waktu sebelum pelaksanaan PON khusus untuk pemadaman kebakaran hutan dan lahan.

"Jadi helikopter itu berkeliling tiap hari hanya untuk mencari asap," kata Dody Kuswandi.