NTB Akan Batasi penjualan Sapi Ke Luar Daerah

id ntb akan, batasi penjualan, sapi ke, luar daerah

NTB Akan Batasi penjualan Sapi Ke Luar Daerah

Mataram, (antarariau) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai 2012 membatasi penjualan sapi bibit keluar daerah sebagai salah satu upaya mewujudkan program Bumi Sejuta Sapi (BSS) pada 2013.

"Jumlah pengiriman sapi bibit ke luar daerah setiap tahunnya rata-rata 14 ribu ekor. Mulai 2012 ini, kami mencoba untuk mengendalikannya menjadi 6.000 ekor untuk menjaga populasi di daerah," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan NTB Hery Erpan Rayes, di Mataram, Selasa.

Ia menyebutkan, sapi bibit asal NTB dikirim oleh pengusaha antarpulau ke sejumlah provinsi, seperti Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Tenggara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Papua dan Provinsi Jambi.

Jenis sapi bibit yang dikirim adalah Sapi Bali yang merupakan sapi potong asli Indonesia hasil domestikasi dari banteng (Bibos banteng) dengan keunggulan tersendiri dibandingkan sapi jenis lainnya, yakni cepat beranak, mudah beradaptasi dengan lingkungan, tahan terhadap penyakit dan dapat hidup di lahan kritis.

NTB, kata Erpan, merupakan salah satu daerah pengirim sapi bibit sejak dua dekade terakhir dan menempati urutan ke delapan secara nasional dari sisi kuantitas pengiriman pertahun, namun dari segi kualitas, NTB termasuk urutan tiga besar.

"Sapi bibit dari NTB juga diminati Malaysia, namun kita belum menyanggupinya karena kebutuhan di dalam negeri juga masih cukup tinggi," ujarnya.

Selain membatasi jumlah sapi bibit keluar daerah, kata dia, upaya lain untuk mewujudkan NTB BSS adalah memperpendek jarak beranak induk sapi dari 17 bulan menjadi 14 bulan, menurunkan pemotongan betina produktif dari 20 persen menjadi 10 persen dan menurunkan angka kematian pedet dari 20 persen menjadi 10 persen.

Upaya lainnya adalah penguatan basis budidaya Lar atau pemeliharaan secara liar, kandang kolektif, silvopastura dan integrasi tanaman pangan untuk menghasilkan induk produktif.

Erpan mengatakan, upaya tersebut didukung dengan penyediaan tenaga Sarjana Membangun Desa (SMD) yang ditugaskan membina para kelompok tani ternak, terutama penerima bantuan dari Kementerian Pertanian.

Jumlah SMD yang didanaidari APBN pada 2011 sebanyak 61 orang, sedangkan dari APBD sebanyak 17 orang.

"Dengan berbagai upaya dan kerja sama dari peternak dan pengusaha, kami berharap target capaian populasi 1,03 juta sapi pada 2013 bisa terwujud," katanya.