Pekanbaru, (antarariau) - Pengurus Provinsi Wushu Indonesia (WI) Riau, menggantikan tiga atlet yang dicoret dengan atlet lokal karena dianggap lebih siap dan data lengkap untuk pertandingan PON XVIII pada 9-22 September 2012.
"Kami terpaksa mengganti tiga atlet yang dicoret tersebut dengan yang telah siap untuk bertanding pada PON," kata Kabid Pembinaan dan Prestasi Pengprov WI Riau, Kingron Sidabutar di Pekanbaru, Jumat.
Menurut dia, atlet yang dicoret itu merupakan rekomendasi dari KONI setempat, hingga saat ini belum jelas data kelengkapan administrasi seperti Kartu Keluarga (KK), Kartu Tanda Penduduk (KTP) maupun domisili.
Namun atlet yang dicoret itu yakni Tegus Wardana, Hotmaida serta Ivan Manalu karena administrasi yang hingga kini belum dilengkapi.
Sedangkan ketiga atlet pengganti tersebut yaitu Titin asal Kabupaten Siak Sri Indrapura untuk nomor Sanshow kelas 56 kg, Rolando Pardomuan asal Pekanbaru kelas 56 kg dan Marabeta Sihite kelas 70 kg.
Bahkan cabang wushu dicanangkan KONI Riau untuk dapat mendulang medali pada PON 2012 bersama cabang lainnya seperti renang, atletik, sepak takraw, tinju maupun balap sepeda.
Pihak PB PON mendata bahwa atlet yang bertanding pada PON Riau 2012 sebanyak 6.719 atlet. Mereka mengikuti sebanyak 601 nomor pertandingan dari 39 cabang olahraga.
Sebelumnya, sejumlah warga berdomisili di Kota Pekanbaru berharap PON XVIII lebih baik ditunda ketimbang menimbulkan rasa malu bagi panitia karena hingga kini belum rampung sejumlah arena pertandingan.
"Dari pada panitia harus menanggung malu, maka sebaiknya pelaksanaan PON XVIII itu ditunda saja," kata Syafril Amri (46) warga Kelurahan Tangjung Rhu, Kecamatan Lima Puluh ditemui di Pekanbaru, Jumat.
Dia mengatakan, pemerintah Provinsi Riau, seharusnya mencari solusi terbaik agar pelaksanaan PON 2012 berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan semula.
Namun beberapa anggota DPRD Riau menyebutkan bahwa lebih baik PON 2012 ditunda saja hingga Desember 2012 supaya semua arena pertandingan telah selesai dibangun.
Saat ini beberapa arena pertandingan cabang seperti Taekwondo, Sepabola di Kampar, basket, tenis di Pekanbaru belum selesai, pembangunan proyek itu hanya berkisar 50 hingga 69 persen, padahal waktu pelaksanaan PON sudah dekat.
Menurut warga lainnya, Djamal Ihwan (39) yang bermukim di Kelurahan Meranti Pandak, Kecamatan Rumbai Pesisir dan Zakaria F (40) penduduk Kelurahan Padang Terubuk, Kecamatan Senapelan ketika diminta komentarnya tentang adanya wacana penundaan PON di Riau.
