Pengamat sebut ekonomi Riau Triwulan II 2020 tumbuh -3,22 persen

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara,apbd

Pengamat  sebut ekonomi Riau Triwulan II 2020 tumbuh -3,22 persen

Pengamat sebut ekonomi Riau Triwulan II 2020 tumbuh -3,22 persen (Antara/Fx. Suryo Wicaksono/Dudy Yanuwardhana/Risbeyhi)

Pekanbaru (ANTARA) - Pengamat Ekonomi dari Universitas Riau, Dr. Dahlan Tampubolon M.Si, mengatakan pada triwulan II tahun 2020 ekonomi Riau tumbuh -3,22 persen, disebabkan antara lain oleh pembatasan pergerakan manusia akibat pandemi COVID-19.

"Pertumbuhan ekonomi Riau yang minus 3,22 persen itu disumbangkan oleh menurunnya pertumbuhan sektor perdagangan atau tercatat -22,07 persen disusul konstruksi -4,91 persen, jasa perusahaan -47,28 persen, jasa lainnya -43,06 persen dan penyediaan akomodasi makan minum," kata Dahlan dalam keterangannya di Pekanbaru, Selasa.

Menurut dia, sejumlah sektor lainnya penyumbang minusnya pertumbuhan ekonomi di Riau adalah sektor penyediaan akomodasi makan minum yang sangat terpukul dengan penurunan mencapai 42,19 persen dibandingkan periode sebelumnya juga sebagai dampak pembatasan pergerakan manusia.

Ia menyebutkan, pembatasan pergerakan manusia telah mengakibatkan pula sektor perdagangan secara umum dan jasa reparasi kendaraan bermotor berkurang. Sebagian penduduk sudah menggunakan jasa perdagangan online yang berbasis di luar Riau, sehingga pencatatannya tidak masuk ke PDRB Riau.

"Demikian pula reparasi kendaraan, dengan makin berkurangnya pergerakan, maka penggantian suku cadang dan perawatan menjadi berkurang selama wabah ini. Jasa perusahaan selama masa pandemi banyak berkurang aktivitasnya, karyawan dirumahkan dan aktivitas terbatas sehingga pembentukan outputnya juga jatuh," katanya.

Sektor usaha jasa lainnya seperti jasa pribadi praktis tidak boleh beroperasi selama masa wabah karena adanya PSBB dan menjaga jarak fisik aman, seperti salon, dan lainnya.

Ia menjelaskan memang usaha di Riau, tidak kebal terhadap dampak ekonomi yang ditimbulkan Virus Corona itu. Sektor penyediaan akomodasi makan minum, transportasi dan pergudangan, serta perdagangan reparasi kenderaan sudah mengalaminya. Hingga April 2020 saja sudah tercatat 105 perusahaan yang merumahkan karyawannya mencapai 4.233 orang dan mem-PHK sebanyak 146 pekerja. Perampingan karyawan dilakukan karena perusahaan sudah tidak sanggup membayar upah pekerja.

"Karyawan yang dirumahkan pun juga diberlakukan pada sektor penyediaan akomodasi sudah mengalami penurunan okupansi, kalau mendekati hanya 10 persen okupansinya akan ada 50-60 persen," katanya.

Sebelum pandemi COVID-19 menyebar di Riau --kecuali Kota Pekanbaru-- daerah ini sudah lebih dulu terpuruk dibandingkan ekonomi nasional. Bahkan rata-rata pertumbuhan ekonomi Riau hanya sedikit di atas pertumbuhan global dan selalu di bawah rata rata nasional dan Sumatera. Dampak COVID-19 ini cukup signifikan dirasakan masyarakat perkotaan yang bekerja di sektor transportasi, akomodasi dan perdagangan. Selama masa wabah, ekonomi Riau tidak terpuruk lebih dalam dibandingkan nasional, karena sektor pertanian sebagai penopang utama dengan dukungan industri berbasis agro masih bisa tumbuh.

"Saatnya kembali fokus membangun industri berbasis agro di Riau yang selama ini pelan-pelan digeser oleh sektor jasa dan pariwisata. Kalau industri agro kuat, akan menarik permintaan bahan baku yang disediakan sektor pertanian. Membaiknya nilai tukar petani akan meningkatkan belanja mereka ke sektor tersier termasuk hiburan dan belanja ke Kota Pekanbaru," katanya.

Akan tetapi, katanya, penanganan dampak kesehatan harus menjadi skala prioritas, setelah itu baru membangun ekonomi dari sektor-sektor yang masih tumbuh sebagai sektor basis dan sektor unggulan untuk mengatrol sektor lain yang lumpuh selama masa wabah.

Beban APBD yang besar ke bidang kesehatan selama masa wabah harus efektif penggunaaannya dan penyerapannya digesa untuk mendorong ekonomi dan terjaganya kesehatan masyarakat.

"Pemerintah daerah harus memastikan anggaran untuk jaring pengaman sosial tersalur tepat waktu dan tepat sasaran. Sokongan bagi bangkitnya UMKM daerah harus segera diberikan untuk menggerakkan ekonomi masyarakat bawah. Di sini peranan Bank Riau Kepri menjadi penting dalam melayani kredit UMKM di mana mayoritas kreditnya ditujukan pada sektor pertanian, perdagangan, dan jasa," katanya.