Bupati sesalkan perusakan kantor desa

id bupati sesalkan, perusakan kantor desa

Kampar, Riau, (ANTARARIAU News) - Bupati Kampar H Jefry Noer menyesalkan dan mengecam aksi sejumlah warga yang merusak kantor Kepala Desa Muara Uwai, Kecamatan Bangkinang Seberang, dengan alasan tidak puas terhadap hasil pemilihan kepala desa.

"Saya kaget dan malu dengan adanya insiden perusakan kantor Kepala Desa Muara Uwai, apalagi ini kampung saya. Saya menyesal dan mengecam aksi anarki seperti ini," katanya di Kantor Camat Bangkinang Seberang, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, Senin.

Jefry sengaja datang dan memberikan pengarahan pada acara pelantikan Kepala Desa Muara Uwai tersebut.

Pendukung salah seorang calon yang kalah pada Pemilihan Kepala Desa Muara Uwai, Jumat (6/1), melakukan perusakan kantor kepala desa.

Beberapa warga yang terlibat insiden tersebut sudah diamankan pihak Kepolisian Resor (Polres) Kampar.

"Saya juga heran, kenapa warga kita sampai sanggup mempertontonkan hal buruk dan mempermalukan diri sendiri dengan aksi anarki begini," kata Jefry Noer.

Ia berharap kejadian ini harus menjadi pembelajaran oleh semua pihak sehingga tidak terjadi lagi.

"Melakukan protes dalam alam demokrasi ini sah saja. Namun harus beretika dan beradab. Insiden ini menunjukkan kita belum mampu menerima kekalahan dan menghormati hasil pilihan masyarakat," ujarnya.

Ia dapat memahami kekecewaan pendukung calon kepala desa yang kalah. "Namun sama sekali tidak bisa diterima cara-cara yang memalukan seperti ini," ujarnya.

Jefry meminta camat dan bagian Pemerintahan Desa Kabupaten Kampar untuk melakukan cek silang terhadap calon kepala desa, termasuk rekam jejaknya sebelum ikut pemilihan.

"Saya minta camat dan bagian pemerintahan desa untuk mencoret nama-nama calon kepala desa yang tidak berkelakuan baik. Mau jadi kepala desa saja seperti ini. Saya saja kalah manjadi bupati lima tahun lalu tidak bersikap berlebihan," katanya.

Jefry Noer yang baru memenangi pemilihan kepala daerah saat kedua kalinya mengikuti perhelatan demokrasi itu pada 2011, mengatakan tidak akan melakukan campur tangan dalam proses pemilihan kepala desa.

"Tetapi, jika sudah terjadi perusakan aset daerah, apalagi itu fasilitas publik, harus diproses. Namun saya tidak akan campur tangan dalam hal proses hukumnya," katanya.

Ia mengatakan, kejadian ini harus menjadi pembelajaran semua pihak, karena konsekuensi dari perusakan aset jelas bertentangan dengan hukum.

Jefry Noer kepada kepala desa terpilih mengingatkan tugas berat di masa datang. "Selain sebagai kepala pemerintahan di desa, juga menjadi panutan masyarakat. Segala perkataan, perbuatan dan tindak tanduk kepala desa akan dilihat oleh masyarakat," katanya.

Karena itu, ia mengharapkan, jadikanlah jabatan itu sebagai amanah. "Pemimpin itu ibarat berdiri antara surga dan neraka. Jika mampu menjaga amanah, saya yakin kita akan selamat dunia akhirat. Tetapi jika tidak, tunggu saja azab Allah," ujar Jefry Noer.