Warga Pedalaman Keluhkan Jalan Rusak

Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Sejumlah warga yang tinggal di salah satu wilayah pedalaman Provinsi Riau, yakni di Kecamatan Batang Cinaku, Kabupaten Indragiri Hulu, mengeluhkan kondisi jalanan yang kian rusak tanpa ada 'sentuhan' dari pemerintah daerah setempat selama bertahun-tahun.

"Sekitar lima tahun jalan-jalan di kecamatan ini rusak parah," kata seorang pemuka masyarakat di Batang Cinaku, Bambang Eko Santoso, (48), di Pekanbaru, Kamis.

Ia menambahkan, kalau turun hujan, jalanan tidak hanya tergenang air, tapi becek berlumpur dan sulit dilintasi kendaraan

Kepada ANTARA ia memaparkan, kondisi tersebut sangat menyulitkan warga setempat dalam beraktivitas.

"Bagi yang memiliki kebun, sulit berkebun, karena jalur ke perkebunan sulit dilalui. Begitu juga bagi yang memiliki sawah, atau mereka yang sering keluar masuk rimba," ujar Eko.

Kerusakan jalan di Batang Cinaku telah berlangsung sekitar lima tahun, dan selama itu pula tanpa ada 'sentuhan' dari pemerintah setempat.

"Sampai sekarang 'nggak pernah ada perbaikan. Harapan kami, ya' pemerintah segera mencarikan jalan keluar bagaimana agar jalan-jalan di sini dapat diperbaiki," katanya.

Kepala Desa Marah

Pada pekan sebelumnya, kerusakan jalan di wilayah pedalaman Riau itu sempat menyulut kemarahan puluhan orang kepala desa se-Kecamatan Batang Cinaku, Indragiri Hulu.

Sekelompok kepala desa yang tergabung dalam Forum Kepala Desa Kecamatan Batang Cinaku itu mendatangi gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Riau.

Mereka lalu meminta bantuan para wakilnya, mendesak pemerintah segera memperbaiki jalanan yang rusak.

Para kepala desa ini berharap Pemerintah Provinsi Riau menganggarkan dana perbaikan jalan dengan cara penuntasan yang cepat tanpa 'mencicilnya' setiap tahun seperti dilakukan selama ini.

Menanggapi permasalahan tersebut, para wakil rakyat di DPRD Provinsi Riau berencana memasukkan anggaran pembangunan jalan di Kecamatan Batang Cinaku pada pos Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Riau tahun 2012, sebesar Rp 160 miliar.