Pekanbaru, (ANTARARIAU News) - Manajemen Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru, Riau, menyatakan, peristiwa keterlambatan pesawat Y6-561 Batavia Air hingga menyebabkan terlantarnya ratusan penumpang yang berujung pada penyekapan atas manajer maskapai perusahaan tersebut, sudah selesai.
"Bisa jadi, keterlambatan pesawat Y6-561 Batavia tadi malam, Kamis (22/12), dari pukul 19.00 hingga pukul 21.45 WIB disebabkan faktor cuaca yang buruk," kata 'Airport Duty Manager' Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II, Ibnu Hasan, di Pekanbaru, Jumat.
Namun, kepada ANTARA, dia juga tidak bisa memastikan, apakah karena faktor cuaca (keterlambatan) itu.
Ia menambahkan, jika dilihat dari kondisi cuaca beberapa pekan ini, memang Pekanbaru paling sering di landa hujan. Walau demikian, sambungnya, kondisi ini belum sempat menganggu aktivitas Bandara.
"Mengenai keterlambatan salah satu pesawat Batavia tadi malam, sejauh ini sudah selesai masalahnya dan tidak lagi ada permasalahan antara penumpang dengan managemen Batavia. Kami telah memfasilitasi keduanya," ujarnya.
Intinya pada permasalahan ini, menurutnya, pihak Bandara SSK II dan Perum Angkasa Pura (PAP) sebagai pengelola hanya sebatas fasilitator.
"Kami tidak bisa untuk ikut campur terlalu jauh. Hal ini memang sudah kewajiban kami, di mana apabila terjadi suatu benturan antara perusahaan penerbangan dengan para calon penumpang, maka kami mencoba untuk membantu mencarikan jalan keluarnya," kata dia.
Untuk sepanjang tahun 2011 ini, lanjutnya, kasus kejadian keterlambatan pesawat masih sangat jarang terjadi dan bisa dihitung dengan jari.
Sebelumnya, puluhan dari ratusan penumpang pesawat Batavia Air di Bandara Sultan Syarif Kasim II sempat mengamuk akibat terlantar selama kurang lebih tiga jam.
Sempat Disekap
Sebagaimana dituturkan salah seorang penumpang Batavia, Suwalijo, (33), Kamis malam, akibat keterlambatan keberangkatan pesawat ke Jakarta (dari Bandara SSK II), para penumpang sempat 'menyekap' salah seorang pimpinan (manajer) Batavia Pekanbaru.
"Penumpang seperti 'menyanderanya', karena kami terlambat sekitar tiga jam. Sampai pukul 21.30 WIB belum ada kepastian. Itu sudah terlambat tiga jam," ungkapnya.
Ia dan beberapa penumpang Batavia lainnya menuduh Batavia dan sejumlah maskapai penerbangan lainnya di Indonesia cenderung lebih mementingkan aspek komersial, ketimbang pelayanan kepada publik.
"Untung saja yang dicari. Urusan penumpang yang punya kepentingan beragam, tidak dihitungnya," tandasnya.
Karena itu, Suwalijo memahami mengapa para penumpang Batavia di Pekanbaru, Kamis malam itu emosi dan seperti mengambil tindakan 'menyekap' atau 'menyandera' salah satu manajernya.