Beruang Hitam Mangsa Puluhan Ternak Warga Riau

id beruang hitam, mangsa puluhan, ternak warga riau

Pekanbaru, 11/9 (ANTARA) - Beruang berbulu hitam dengan tinggi sekitar dua meter dikabarkan mendatangi sejumlah pemukiman warga Kelurahan Bukit Nenas, Kecamatan Bukit Kapur, Kota Dumai, Riau dan memangsa puluhan ekor ternak unggas di sana.

Beberapa warga Kota Dumai, Minggu, mengatakan, hewan langka itu kerap muncul di dua wilayah yang berada di kawasan Rukun Tetangga (RT) 01 dan RT 03, Kelurahan Bukit Nenas, Kecamatan Bukit Kapur.

Ketua RT 03 Kelurahan Bukit Nenas, Muhammad Umar, menguraikan, kemunculan beruang pertama kali diketahui oleh warganya sekitar dua hari Lebaran Idul Fitri 1432 Hijriyah, tepatnya pada tanggal 1 September 2011 lalu.

"Namun sampai sekarang, beruang itu masing sering muncul dan telah memangsa puluhan ternak unggas seperti ayam dan itik milik warga," kata dia.

Menurut informasi dari banyak warga, kemunculan beruang liar itu paling sering muncul pada malam hari, bahkan sempat menghampiri pemukiman beberapa warga terutama yang memiliki ternak atau peliharaan ayam atau jenis unggas lainnya.

"Pertama kali beruang itu muncul di rumah warga saya yang berada di Jalan Sirih. Beruang itu menyantap lebih sepuluh ekor ayam dan itik milik dia," ujarnya.

Pemilik unggas, Darno, kata Umar, mengaku sempat menyaksikan peristiwa itu dimana seekor beruang yang tingginya diperkirakan mencapai dua meter merusak kandang dan menyantap ayam-ayam peliharaannya.

Kemudian setelah kejadian itu, menurut Umar, beruang kembali mendatangi rumah warga bernama Hadi yang juga berada di kawasan yang sama.

"Beruang hitam ini juga sempat bertatap muka dengan warga saya yang menghampiri kandang ayam di belakang rumahnya. Tapi karena terperegok, beruang itu kemudian kabur dan tak sempat memangsa ayam miliknya," kata dia.

Selanjutnya, menurut Umar, beruang juga kembali muncul dan menghampiri rumah salah seorang warga lainnya bernama Rozali dan berhasil memangsa sekitar dua ekor ayam yang juga berada dalam kandang kayu di belakang rumah Rozali.

"Sejak rentetan peristiwa itu, sampai sekarang beruang hitam sudah jarang muncul di sekitar pemukiman warga. Namun beberapa warga masih saja ada yang melihatnya berkeliaran di sekitar wilayah perkebunan karet dan kelapa sawit," ucapnya.

Terperangkap

Menurut cerita banyak warga, kata Umar, sebelum sering menampakkan diri dan mendatangi sejumlah pemukiman warga dan menerkam puluhan unggas, sempat ada seekor beruang yang diyakini berjenis kelamin betina secara tidak sengaja terperangkap di jerat babi milik warga sekitar.

"Kejadiannya sekitar beberapa hari sebelum Lebaran atau pada waktu itu masih bulan puasa. Akibat luka jerat yang parah, beruang betina itu akhirnya tewas," ujarnya.

Sejak kejadian ini, kata dia, seekor beruang yang diyakini banyak warga berjenis kelamin jantan terus bermunculan di sekitar pemukiman warga dan menyantap puluhan unggas yang ada di sekitar kampung.

"Peristiwa ini juga seudah kita laporkan ke Babinsa. Harapan kita, beruang ini dapat diusir atau diungsikan ke tempat yang jauh dari pemukiman warga," tuturnya.

Kemunculan hewan yang juga masuk dalam daftar hewan dilindungi negara ini menurut keterangan banyak warga sekitar merupakan yang pertamakali sejak berdirinya perkampungan di Kelurahan Bukit Nenas pada 20 tahun silam.

Dikawasan tempat berkeliarannya beruang hitam yang kini lebih didominasi oleh lahan perkebunan kelapa sawit dan karet itu sebelumnya menurut warga juga merupakan hutan belantara.

"Tidak pernah ada yang namanya beruang selama kampung ini ada. Dahulu, atau sekitar 20 tahun silam, sewaktu Bukit Nenas masih banyak hutan, yang ada hanya harimau. Warga dahulunya juga telah melakukan perburuan terhadap harimau.

Sempat terjadi konflik antara harimau dengan manusia, namun tidak ada korban meninggal dunia dari manusia. Kalau korban harimau, mungkin sudah banyak," kata seorang pemuka masyarakat di Kelurahan Bukit Nenas, Rozali.