Kuala Lumpur (ANTARA) - Pemerintah Malaysia akhirnya memutuskan melanjutkan pelaksanaan lockdown, yang di negara itu disebut sebagai masa Perintah Kawalan Pergerakan (PKP), hingga dua minggu lagi, yaitu dari 15 April sampai 28 April 2020.
Kebijakan itu diumumkan Perdana Menteri Malaysia MuhyiddinYassindalam pidato khususdi Kantor Perdana Menteri Putrajaya, Jumat, dan diambil atas nasihat dari kementerian kesehatan dan pakar medis.
"Pelanjutan waktu PKP ini dibuat untuk memberi ruang kepada petugas-petugas kesehatan memerangi penularan COVID-19, selain mengelakkan penularan wabah ini dalam masyarakat," katanya.
Menurut dia, perpanjangan masa lockdownitu selaras dengan pandangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyarankan negara-negara untuktidak mengakhiri kebijakan pembatasan pergerakan masyarakatterlalu awal.
"Sebagaimana yang terjadi di beberapa buah negara, penularan wabah ini meningkat kembali apabila PKP ditamatkan. Apa yang saya hendak sebutkan di sini ialah kita mesti bersedia berhadapan dengan situasi ini bagi masa yang agak lebih lama, mungkin berlanjut untuk tempo beberapa bulan, sebelum kita dapat betul-betul pastikan penularan wabah ini diatasi seratus persen," katanya.
Dia mengatakan kehidupan mungkin tidak bisa kembali seperti semula selagi virus itu masih ada. Pembatasan jarak fisik, katanya, harus diteruskan, demikian pula dengan kebiasaan untuk menjaga kebersihan serta menghindari perkumpulan dan tempat yang banyak orang.
"Bulan Ramadhan akan menjelang tiba tidak lama lagi. Kita tidak boleh ke bazar Ramadhan untuk membeli camilan berbuka puasa, tidak boleh ke masjid untuk bertarawih. Jadi,bertarawih lah di rumah bersama keluarga. Mungkin juga kita tidak boleh balik ke kampung seperti biasa," katanya.
Sebelumnya dalam suatu laporan, Muhyiddin mengatakan bahwa, berdasarkan situasi terkini, pelaksanaan PKP telah dapat membantu para petugas kesehatan mengawal penularan COVID-19 ke satu tahap yang agak stabil.
"Menurut anjuran yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan Malaysia, PKP yang dilaksanakan dalam tempo hampir sebulan yang lalu telah sedikit banyak mengurangi penularan COVID-19," katanya.
Dengan berbagai upaya yang telah dijalankan, kasus-kasus positif COVID-19 terkawal pada kadar 7 persen, yaitu di bawah ketentuan 10 persen yang ditetapkanWHO.
"Tingkat kematian akibat wabah ini juga adalah rendah yaitu 1.6 persen berbanding 5.8 persen kadar kematian di peringkat dunia. Sejauh ini, sebanyak 1,830 orang pasien telah keluar dari rumah sakit. Ini bermakna 43 persen pasien COVID-19 telah pulih. Hari ini saja jumlah pasien yang pulih sebanyak 220 orang, melebihi jumlah kasus positif baru yaitu sebanyak 118 kasus," katanya.
Baca juga: 500 TKI dari Malaysia pulang ke Sumut akan dikarantina di dua lokasi
Baca juga: Penyelundupan manusia dari Riau masih berlanjut saat Lockdown Malaysia
Baca juga: Malaysia tangkap 6.048 orang yang melanggar isolasi
Berita Lainnya
Warga Malaysia ini masuk Indonesia secara ilegal, ini yang dilakukan Kemenkumham Riau
02 May 2024 16:58 WIB
Dua unit helikopter Angkatan Laut Kerajaan Malaysia jatuh, 10 awaknya tewas
23 April 2024 13:14 WIB
AirAsia batalkan penerbangan ke Kota Kinabalu, Malaysia akibat erupsi
20 April 2024 10:15 WIB
53 rumah WNI bakal direlokasi pasca-kesepakatan batas Indonesia - Malaysia
18 April 2024 16:22 WIB
Pelabuhan Dumai masih jadi pilihan favorit masyarakat Riau ke Malaysia
17 April 2024 16:47 WIB
Wisatawan Malaysia dominasi kunjungan ke Riau
03 April 2024 22:34 WIB
TNI bangun asrama rumah singgah dan renovasi gedung sekolah di batas RI-Malaysia
01 April 2024 14:05 WIB
Sekolah di Malaysia dianjurkan berlangganan koran berbahasa Melayu
01 April 2024 4:02 WIB