Mendagri instruksikan desa buat perpustakaan, Bupati Siak: tinggal 34 yang belum

id mendagri, mendagri siak, siak,bupati siak

Mendagri instruksikan desa buat perpustakaan, Bupati Siak: tinggal 34 yang belum

Bupati Siak, Alfedri (kiri) ketika bertemu Mendagri Tito Karnavian (kanan) dalam Rakornas Perpustakaan di Jakarta (ANTARA/HO-Pemkab Siak)

JAKARTA, (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian kepada para kepala daerah se-Indonesia, membuka pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional Perpustakaan di Hotel Bidakara Jakarta, Selasa (25/02).Menurut dia

rendahnya tingkat literasi di Indonesia tidak hanya disebabkan oleh rendahnya minat dan budaya membaca di tengah-tengah masyarakat, tapi juga disebabkan akses terhadap perpustakaan yang minim khususnya di pedesaan.

Padahal, lanjutnya sebagian besar masyarakat Indonesia banyak yang tinggal di desa-desa. Maka dari ituMantan Kapolri itu meminta kepala daerah untuk ikut dalam menyediakan bahan bacaan bagi masyarakat.

"Kepala daerah hendaknya turut mendukung ketersediaan bahan bacaan bagi masyarakat.Desa punya anggaran Rp1 miliar per tahun, ini bisa digunakan untuk membuat perpustakaan desa. (Dana desa) jangan masuk ke rekening pribadi atau untuk beli mobil," tegas Tito.

Bupati Siak, Alfedri didampingi Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten turut menghadiri pelaksanaan rakornas yang diharapkan mampu menjadi momentum dalam mendukung gerakan literasi di berbagai sektor tersebut. Rakornas mengusung tema kegiatan "Inovasi dan Kreativitas Pustakawan dalam Penguatan Budaya Literasi Untuk Mewujudkan Sumber Daya Manusia Unggul Indonesia Maju".

Alfedri usai mengikuti kegiatan tersebut mengimbau para Penghulu di Kabupaten Siak untuk segera membuat perpustakaan kampung. Bagi kampung yang belum memiliki Perpustakaan, Alfedri berharap para penghulu dapat mengalokasikan anggaran dari Dana Desa mulai Tahun 2020 ini.

"Sejauh ini kita sudah melaksanakan arahan Pak Mendagri tersebut. Dari 122 kampung yang ada di Kabupaten Siak, tinggal 34 kampung saja yang saat ini masih belum memiliki perpustakaan," kata Alfedri.

Alfedri juga menginstruksikan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung agar mengarahkan para Penghulu Kampung dalam membuat prioritas penganggaran. Sehingga kampung dapat diarahkan untuk melaksanakan pengadaan buku di Perpustakaan Kampung, yang sesuai dengan kebutuhan karakteristik kampung masing-masing.

"Kita sedang berupaya merubah pola pikir masyarakat bahwa perpustakaan itu hanya sebagai gudang buku. Padahal sesungguhnya persepsi yang perlu dipahami pada saat ini bahwa perpustakaan adalah tempat akselerasi dan sarana transfer ilmu pengetahuan," sebutnya.