Pekanbaru (ANTARA) - Peneliti Universitas Riau Dr. Komala Sari, ST, M.Si, mengevaluasi pengelolaan drainase perkotaan di Pekanbaru pada Wilayah Pengembangan (WP) IV studi kasus Jalan Sudirman Jl. Parit Indah (MTQ) Jl. Arifin Ahmad, kota itu.
"Berdasarkan evaluasi pengelolaan drainase di Kota Pekanbaru ditemukan beragam permasalahan di antaranya pembangunan drainase tidak berpedoman dengan dokumen perencanaan sehingga dimensinya tidak sesuai, drainase air hujan bercampur dengan air limbah, kurangnya peran stakeholder dalam mengelola drainase," kata Dr. Komala Sari, ST, M.Si, di Pekanbaru, Jumat.
Berdasarkan penelitiannya itu, Komala juga menemukan masalah kurangnya penegakan hukum yang tegas dari kelembagaan terkait sehingga menyebabkan terganggunya keseimbangan ekologi, tidak menguntungkan secara ekonomi dan berpengaruh negatif pada aspek sosial.
Menurut dia, untuk menindaklanjuti evaluasi tersebut, diperlukan upaya terintegrasi mulai dari perencanaan saluran drainase yang mempertimbangkan debit saluran rencana, yang selama ini dilakukan secara konvensional dapat dipadukan dengan beberapa metode 'ecodrain' seperti lubang resapan biopori, sumur resapan, kolam konservasi dan penampungan air hujan.
Untuk proses pelaksanaannya, katanya, mempertimbangkan keseimbangan aspek ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, kelembagaan, dukungan stakeholder dalam memelihara lingkungan secara holistik baik dari metode struktur dan metode non struktur.
"Oleh karenanya penelitian yang dilakukan ini tidak membuat teori baru, akan tetapi lebih bersifat mencari solusi dalam menyelesaikan permasalahan di lapangan sehingga diperoleh rancangan pengelolaan drainase berkelanjutan di Kota Pekanbaru," katanya.
Ia mengungkapkan bahwa kondisi eksisting drainase pada lokasi sampling terdapat yang rusak dan tidak terawat, banyak inlet yang tertutup sampah dan tanah serta ketidaksesuaian dimensi saluran drainase.
Selain itu terjadinya limpasan merupakan akibat dari buruknya kinerja drainase. dan secara ekologi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan kinerja drainase di Kota Pekanbaru yaitu distribusi curah hujan, intensitas hujan dan durasi hujan.
"Dilihat dari distribusi curah hujan, perhitungan debit banjir rencana naik secara signifikan mulai dari periode ulang hujan 2 tahun sebesar 451,91 mm/tahun sampai nilai tertinggi pada periode ulang hujan 25 tahun sebesar 517,69 mm/tahun," katanya.
Berdasarkan Permen PU No. 12 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Sistem Drainase Perkotaan, Kota Pekanbaru termasuk kategori kota besar karena jumlah penduduknya lebih dari 1 juta jiwa yaitu sebanyak 1.162.052 jiwa sehingga daerah tangkapan air berada pada rentang 10-100 Ha, sehingga periode ulang hujan yang digunakan pada rentang 2-5 tahun yaitu pada debit banjir rencana 451,91- 478,24 mm/tahun yang akan digunakan dalam perhitungan debit rancangan banjir.
Sementara itu untuk menindaklanjuti evaluasi tersebut, diperlukan upaya terintegrasi mulai dari perencanaan saluran drainase yang mempertimbangkan debit saluran rencana, yang selama ini dilakukan secara konvensional dapat dipadukan dengan beberapa metode ecodrain seperti lubang resapan biopori, sumur resapan, kolam konservasi dan penampungan air hujan.
Proses pelaksanaannya mempertimbangkan keseimbangan aspek ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, hukum, kelembagaan, dukungan stakeholder dalam memelihara lingkungan secara holistik baik dari metode struktur dan metode nonstruktur.
Sedangkan prioritas penanganan drainase yakni perlunya menjalin komunikasi dan mensinergikan program pemerintah pusat dan daerah untuk membantu pembiayaan dan pengelolaan drainase, pengembangan sarana prasarana dengan memanfaatkan ketersediaan lahan dan konsep ecodrain, pembangunan drainase sesuai dengan ketentuan dokumen perencanaan dan disertai dengan prosedur pengelolaannya (SOP). Peningkatan SDM pengelola drainase dan pemanfaatan teknologi, peningkatan kapasitas kelembagaan dan penegakan hukum yang tegas, mendorong masyarakat berpartisipasi aktif dalam pengelolaan drainase, berkoordinasi dengan pihak terkait untuk optimalisasi fungsi dan pengembangan drainase, pengelolaan drainase air hujan terpisah dengan air limbah dan lainnya.